Bareksa.com - Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report December 2020, menyebutkan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap pada Desember 2020 tumbuh 15,47 persen secara year to date (YtD), menjadi Rp140,92 triliun. Ada 12 perusahaan manajemen investasi (MI) dari daftar top 20, yang membukukan kenaikan AUM (YtD dan YoY) dan 8 MI sisanya mencatatkan negatif.
Kenaikan AUM reksadana pendapatan tetap 12 MI tersebut mulai 4 persen hingga 309 persen YtD. Adapun dana kelolaan reksadana pendapatan tetap 8 MI yang mencatatkan negatif, antara 2 persen hingga 37 persen.
Berikut manajer investasi yang berada di peringkat 5 besar dengan perolehan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap pada Desember 2020 :
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia berada di posisi pertama MI dengan perolehan dana reksadana pendapatan tetap terbesar Desember 2020. Pada bulan lalu, AUM reksadana pendapatan tetap Manulife AM tercatat Rp20,16 triliun, dengan market share 14 persen.
Manulife berhasil mencetak kenaikan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap 86 persen secara YtD dan YoY, serta naik 15 persen secara bulanan (MoM).
Posisi kedua MI dengan perolehan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap terbesar pada Desember 2020, ditempati Bahana TCW Investment Management. Dana kelolaan yang dihimpun Bahana TCW Rp12,72 triliun.
Dana kelolaan reksadana pendapatan tetap Bahana TCW pada Desember 2020, tercatat tumbuh 2 persen secara bulanan (MoM) dan 5 persen secara YtD. Bahana TCW menguasai 9 persen market share reksadana pendapatan tetap.
Ranking ketiga dana kelolaan reksadana pendapatan tetap terbesar Desember 2020, ditempati oleh Sinarmas AM dengan nilai dana kelolaan reksadana pendapatan tetap Rp12,65 triliun. Sinarmas AM menguasai market share reksadana pendapatan tetap 9 persen.
Posisi keempat MI dengan perolehan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap terbesar pada Desember 2020 ditempati Ashmore. Dana kelolaan reksadana pendapatan tetap Ashmore pada Desember 2020 senilai Rp12,14 triliun dan market share 9 persen.
Dana kelolaan reksadana pendapatan tetap Ashmore pada Desember 2020, melesat 309 persen secara YtD dan YoY dan secara bulanan (MoM) meroket 42 persen.
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (Batavia PAM) menempati posisi kelima dana kelolaan reksadana pendapatan tetap terbesar di Desember 2020. Nilai dana kelolaan perseroan senilai Rp11,84 triliun dan penguasaan pangsa pasar 8 persen. Bulan lalu dana kelolaan reksadana pendapatan tetap Batavia naik 4 persen YoY dan YtD, namun minus 2 persen secara bulanan.
Top 20 MI Juara Dana Kelolaan Reksadana Pendapatan Tetap Desember 2020
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report December 2020
Adapun reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari asetnya dalam bentuk efek utang atau obligasi. Obligasi atau surat utang ini bisa yang diterbitkan oleh perusahaan (korporasi) maupun obligasi pemerintah. Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Risiko reksadana jenis ini relatif lebih besar dari reksadana pasar uang tetapi lebih moderat dibandingkan saham sehingga cocok untuk jangka waktu 1 sampai 3 tahun.
Sesuai dengan karakternya, reksadana pendapatan tetap ini memiliki tingkat pengembalian hasil yang stabil karena memiliki aset surat utang atau obligasi yang memberikan keuntungan berupa kupon secara rutin. Reksadana ini cocok untuk investor bertipe konservatif (risk averse).
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report December 2020. Untuk berlangganan laporan ini sila hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
(Martina Priyanti/Tim Data/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.