Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Senin (14/12/2020), meluncurkan indeks Environmental, Social, governance (ESG) Leaders atau disingkat ESGL. BEI menyampaikan peluncuran indeks terbaru melalui pengumuman nomor Peng-00363/BEI.POP/12-2020, tertanggal 8 Desember 2020.
Seperti dilansir Kontan, BEI telah menetapkan 30 saham. Saham-saham dimaksud, dinilai yang memiliki ESG yang baik, tidak terlibat pada kontroversi secara signifikan, memiliki likuiditas transaksi, serta kinerja keuangan yang baik, masuk menjadi konstituen awal ESGL.
1. PT Ace Hardware Tbk (ACES)
2. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
3. PT Astra International Tbk (ASII)
4. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
5. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
6. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)
7. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
8. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
9. PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
10. PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS)
11. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)
12. PT XL Axiata Tbk (EXCL)
13. PT H M Sampoerna Tbk (HMSP)
14. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
15. PT Indosat Tbk (ISAT)
16. PT Jasa Marga Tbk (JSMR)
17. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)
18. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)
19. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
20. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)
21. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)
22. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA)
23. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)
24. PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM)
25. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)
26. PT Tower bersama Infrastucture Tbk (TBIG)
27. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
28. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)
29. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
30. PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD)
Menanggapi peluncuran indeks ESGL ini, Rudiyanto, Direktur Panin Asset Management menyatakan indeks baru ini akan memberikan pilihan lebih banyak kepada manajer investasi dalam menerbitkan produk reksadana. "Hanya saja, perihal MI akan menerbitkan atau tidak reksadana ESG, kembali ke kebutuhan dan permintaan di masing-masing perusahaan," ujarnya kepada Bareksa(14/12/2020).
Menurut Rudiyanto, bagi Panin AM, saat ini perseroan sudah memiliki indeks berbasis lingkungan yaitu Sri Kehati. "Belum ada rencana menerbitkan yang baru. Jika ada permintaan dari investor di masa mendatang, bisa dipertimbangkan," imbuhnya.
Reksadana berbasis ESG, bukan hal baru karena sudah ada sejumlah MI yang menerbitkan reksadana ESG. Salah satunya, PT Samuel Aset Manajemen (SAM) yang secara resmi mencatatkan Reksa Dana Indeks SAM ETF SRI KEHATI dengan kode perdagangan XSSK. Bagi perusahaan manajer investasi tersebut, produk reksadana ini merupakan yang pertama menggunakan indeks Sri Kehati.
Direktur Utama Samuel Aset Manajemen Agus Basuki Yanuar mengatakan Reksa Dana Indeks SAM ETF SRI KEHATI ini merupakan ETF dengan tema ESG, yakni produk yang memperhatikan unsur Environment Friendly,Social Responsibility, dan Good Corporate Governance.
"Dengan menggunakan tema ESG, diharapkan bisa menjadi alternatif pilihan bagi investor di dalam diversifikasi investasi mereka, terutama investor yang memperhatikan unsur lingkungan, dampak sosial dan tata kelola perusahaan," kata Agus dalam peluncuran Reksa Dana Indeks SAM ETF SRI KEHATI secara online 14/5/2020).
Sebelum Samuel AM, PT Bahana TCW Investment Management, menjadi pelopor dalam meluncurkan produk investasi hijau (green fund) melalui produk Bahana Kehati Lestari yang diluncurkan pada 2007. Produk investasi yang sesuai dengan prinsip ESG dipercaya bisa memberi impact atau nilai manfaat yg lebih luas, baik itu bagi lingkungan maupun masyarakat.
Sementara itu PT Syailendra Capital sudah mencatatkan Reksa Dana Indeks Syailendra ETF MSCI Indonesia ESG Universal Index dengan kode XSMU. Direktur Utama Syailendra Capital Fajar Rachman Hidajat mengatakan produk investasi ini adalah reksadana indeks yang berisi saham-saham perusahaan dengan basis Environment, Social, and Good governance (ESG). Pemeringkatan yang terpilih mengacu pada indeks MSCI Indonesia ESG Universal.
"Kami optimistis reksadana ini dapat menjadi alternatif investasi yang menarik, pasalnya investasi berbasis ESG diminati karena memiliki manajemen risiko yang baik, sehingga menghasilkan valuasi yang bersaing dengan struktur keuangan yang sehat," kata Fajar.
Dia menjelaskan tren investasi berbasis ESG secara global terus meningkat. Sejak 2012, total dana kelolaan dengan basis ini telah meningkat 138 persen, atau menjadi US$13 triliun. Lebih lanjut, bila mengacu pada historis, total dana kelolaan global untuk ESG fund bisa mencapai US$41 triliun tahun ini.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.