Bareksa.com - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terpuruk di level terendah akibat pandemi Covid-19 pada tahun ini pada 27 Maret lalu di 3.937. Saat itu IHSG ambrol hingga 37,49 persen dibandingkan akhir 2019. Kini seiring tren pemulihan pasar modal, IHSG kembali menuju level di atas 5.500-an.
Pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu (20/11), IHSG berada di level 5.572 atau sudah melonjak 22,57 persen dibandingkan level 27 Maret. Bahkan pada penutupan perdagangan hari ini Senin (23/11/2020), IHSG melesat 1,45 persen di level 5.652 atau hampir mendekati 5.700.
Sumber : Bareksa
Menurut catatan Bareksa, seiring lonjakan IHSG, indeks reksadana saham dan indeks reksadana saham juga melonjak 17,81 persen dan indeks reksadana saham syariah melesat 12,56 persen.
Tercatat ada sebanyak 86 reksadana saham yang tercatat di Bareksa, di mana dalam 6 bulan terakhir mayoritas atau 84 di antaranya membukukan kinerja positif. Dalam 6 bulan terakhir (per 20 November 2020) reksadana saham di Bareksa membukukan imbalan hingga 43,85 persen.
Sumber : Bareksa
Jika jangka waktunya ditarik untuk periode 27 Maret hingga 20 November, atau sekitar hampir 8 bulan, reksadana saham yang tersedia di Bareksa bahkan berhasil membukukan imbalan sampai 58,37 persen yang dibukukan Manulife Greater Indonesia Fund. Imbalan tertinggi kedua dibukukan Manulife Saham SMC Plus yang mencatatkan return 53,56 persen. Posisi ketiga ditempati BNP Paribas Solaris dengan imbalan 41,17 persen.
Sumber : Bareksa
Senada dengan kinerja reksadana saham, reksadana indeks juga membukukan lonjakan nilai aktiva bersih. Berdasarkan daftar reksadana indeks yang dijual di Bareksa, tercatat 6 reksadana indeks berhasil membukukan imbalan 22,33 persen hingga 27,31 persen. Imbalan tertinggi dibukukan Reksa Dana Kresna Indeks 45 dengan return 27,31 persen, disusul Reksa Dana Indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund 26,31 persen dan Reksa Dana Indeks Avrist IDX30.
Sumber : Bareksa
Artinya jika investor melakukan pembelian (subcription) reksadana saham pada 27 Maret lalu saat market crash akibat pandemi Covid-19, maka saat ini berpeluang mendapatkan keuntungan hingga di atas 50 persen. Jika investasinya di reksadana indeks, maka berpeluang meraih keuntungan hingga 27 persen.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.
Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang (>5 tahun). Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.