Reksadana Pasar Uang Catat Net Subscription Tinggi, Sinyal Investor Over Liquidity?

Abdul Malik • 16 Nov 2020

an image
Ilustrasi investor berinvestasi di reksadana pasar uang yang terus bertumbuh. (Shutterstock)

Hingga Oktober 2020, grafik unit penyertaan reksadana pasar uang meningkat

Bareksa,com - Dana kelolaan reksadana di Indonesia pada akhir Oktober 2020 kembali meningkat 4 persen secara bulanan menjadi Rp529,9 triliun, dibandingkan sebulan sebelumnya. Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report October 2020 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan asset under management (AUM) reksadana bulan lalu mencapai Rp529,9 triliun atau naik 4 persen secara bulanan (MoM) dibandingkan September yang senilai Rp510,15 triliun. Dengan kenaikan ini, maka minus dana kelolaan reksadana secara YtD per Oktober makin menyusut tinggal 2 persen.

Sebagai investor yang menginvestasikan uang di reksadana, kita harus tahu istilah asset under management (AUM). AUM merupakan total dana kelolaan pada suatu produk reksadana yang mengacu pada harga pasar sehingga membentuk total nilai dari investasi yang dikelola oleh manajer investasi. AUM adalah indikator ukuran keberhasilan sebuah reksadana.

 
Sumber : Bareksa.com

AUM Industri Naik, Apakah Reksadana Pasar Uang Diburu Investor?

Untuk melihat apakah suatu produk reksadana sedang dalam tren dibeli atau dijual investor secara umum, kita harus kenalan dulu dengan istilah unit penyertaan (UP). Unit penyertaan adalah satuan yang digunakan dalam investasi reksadana.

Ketika investor membeli reksadana, dikatakan investor membeli unit penyertaan dari manajer investasi, ketika investor menjual reksadana, dikatakan investor menjual unit penyertaan kepada manajer investasi.

Semakin besar jumlah unit penyertaan, berarti semakin banyak pula investor yang membeli produk reksadana tersebut, begitupun sebaliknya.

Historikal Unit Penyertaan Reksadana Pasar Uang

Sumber : Bareksa.com

Hingga Oktober 2020, grafik unit penyertaan reksadana pasar uang meningkat. Bahkan jumlah unit penyertaan 65,8 miliar unit merupakan raihan angka terbesar dalam 1 tahun terakhir. Dengan kata lain, telah terjadi net subscription atas reksadana pasar uang. Sehingga reksadana pasar uang, khususnya selama Oktober 2020 memang banyak dibeli oleh investor berdasarkan data tersebut.

Per Oktober RDPU Catat Net Subscription Tinggi, Sinyal Investor Over Liquidity?

Reksadana pasar uang merupakan instrumen investasi dengan risiko dan imbal hasil yang cenderung rendah, sehingga cocok bagi kalangan investor dengan profil risiko yang rendah juga. Menurut analisis Bareksa, secara umum investor akan mencari opportunity return seoptimal mungkin.

Namun, jika dilihat dari sisi investor yang melakukan net subscription atas instrumen investasi dengan return tergolong rendah seperti reksadana pasar uang, dapat diperkirakan bahwa para pelaku pasar sedang mencari instrumen investasi dengan tingkat return yang lebih kompetitif.

Sementara belum menemukan instrumen investasi tersebut, sangat wajar apabila ditempatkan terlebih dahulu pada reksadana pasar uang dengan risiko yang tergolong rendah, serta kemudahan pencairan yang secara umum ialah T+1. Jika hal itu terjadi, dimungkinkan kondisi likuiditas investor tersebut sedang berlebih, namun belum menemukan instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing investor.

(KA02/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.