Bareksa.com - PT Bank Permata Tbk (BNLI) bersiap untuk menjadi bank umum kelompok usaha (BUKU) IV pasca integrasi dengan cabang Bangkok Bank Public Company Limited di Indonesia. Bank Permata telah mendapat persetujuan prinsip dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk berintegrasi dengan Bangkok Bank Kantor Cabang Indonesia. Integrasi itu ditargetkan akan diselesaikan pada Desember 2020.
Integrasi tersebut merupakan bagian dari persyaratan yang diberikan OJK saat menyetujui Bangkok Bank Public Company Limited mengakuisisi 89,12 persen saham Bank Permata yang sudah selesai Mei 2020 lalu.
Mengutip Bisnis Indonesia, berdasarkan hitungan ringkasan rancangan integrasi, bank pasca integrasi akan memiliki aset Rp190,21 triliun per tahun ini. Ekuitas pun akan langsung mencapai Rp35,85 triliun dan langsung menjadi anggota baru bank BUKU IV.
Seiring kabar integrasi tersebut, harga saham BNLI melesat hingga 33,9 persen dalam 3 hari terakhir (per 8 Oktober 2020).
Sumber : Bareksa
Pengertian Bank BUKU IV
Bank BUKU IV adalah Bank dengan Modal Inti paling sedikit Rp30 triliun. Sebagai pengguna jasa perbankan, setiap orang pasti ingin memiliki mitra yang dapat diandalkan dari sisi keamanan bertransaksi mau pun menyimpan dana. Di antara pilihan tersebut, bank yang berkategori BUKU 4 merupakan pilihan yang paling cocok. Dengan permodalan yang lebih kuat, bank BUKU 4 dinilai lebih sehat dan memiliki risiko bisnis yang lebih rendah.
Bagaimana mengetahui keamanan dari bank yang dipilih? Informasi dari laporan keuangan kuartalan yang pernah dikeluarkan oleh bank dapat digunakan untuk mengetahui pilihan bank yang tergolong BUKU 4. Perbedaan yang dimiliki dari setiap BUKU akan menentukan perbedaan layanan jasa perbankan yang dapat diberikan dan juga keharusan untuk memenuhi beberapa ketentuan lainnya. Dengan dukungan modal yang kuat, bank BUKU 4 dapat memberikan pilihan layanan yang lebih beragam sehingga kegiatan perencanaan keuangan dapat terlaksana dengan lebih baik.
Reksadana Saham Yang Diuntungkan Karena Mempunyai Saham BNLI.
Menurut data Bareksa dari kompilasi fund fact sheet reksadana, setidaknya ada tiga produk reksadana di Bareksa yang memiliki saham BNLI dalam portofolionya per 31 Agustus 2020. Ketiga reksadana itu ialah Aberdeen Standard Indonesia Equity Fund, Pinnacle Strategic Equity Fund, dan Syailendra Equity Opportunity Fund.
Dalam 3 hari terakhir, kinerja 3 reksadana tersebut juga membukukan kenaikan nilai aktiva bersih, dengan peningkatan tertinggi dibukukan Pinnacle Strategic Euqity Fund yang naik 1,53 persen. Kemudian Syailendra Equity Opportunity Fund membukukan return 0,92 persen dan Aberdeen Standard Indonesia Equity Fund 0,75 persen.
Sumber : Bareksa
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA02/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.