Reksadana Hari Ini : IHSG Bangkit, Dua Reksadana Pendapatan Tetap Ini Melonjak

Bareksa.com – Berikut reksadana yang diperdagangkan di marketplace Bareksa dengan return tertinggi, beserta kinerja indeks benchmark periode sebulan terakhir (per 05 Oktober 2020) :

Reksadana Saham

IHSG : -5,36 persen
Indeks Reksadana Saham : -5,12 persen
Sucorinvest Maxi Fund: -0,94 persen

Indeks Reksadana Saham Syariah : -3,34 persen
Manulife Saham Syariah Asia Pasifikk Dollar AS : 0,02 persen

Reksadana Campuran

Indeks Reksadana Campuran : -3,24 persen
Sucorinvest Flexi Fund : 3,16 persen

Indeks Reksadana Campuran Syariah : -2,25 persen
Avrist Balanced - Amar Syariah : -2,44 persen

Reksadana Pendapatan Tetap

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap: 0,03 persen
Sucorinvest Bond Fund : 0,89 persen

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah : 0,18 persen
Reksa Dana Syariah Majoris Sukuk Negara Indonesia : 0,74 persen

Reksadana Pasar Uang

Benchmark:
- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp100 juta dan tenor satu bulan :
> BCA : 0,395 persen per bulan
> Bank Mandiri : 0,354 persen per bulan
> BNI : 0,354 persen per bulan
> BRI : 0,354 persen per bulan

Indeks Reksadana Pasar Uang : -0,54 persen
Sucorinvest Money Market Fund: 0,51 persen

Indeks Reksadana Pasar Uang Syariah : 0,03 persen
Sucorinvest Sharia Money Market Fund : 0,54 persen

Ringkasan Informasi Pasar

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 05 Oktober 2020 naik 0,65 persen ke level 4.958,77. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 05/10/2020 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di level 7 persen, pada 05 Oktober 2020.

Seiring dengan kenaikan IHSG, pasar obligasi negara sedang menguat sehingga reksadana pendapatan tetap juga merasakan peningkatan nilai asetnya. Reksadana pendapatan tetap memiliki portofolio mayoritas di efek surat utang.

Di marketplace reksadana Bareksa, terdapat dua reksadana pendapatan tetap yang mampu mencetak imbal hasil (return) 7,61 persen dan 7,49 persen sejak awal tahun hingga 05 Oktober 2020 (year to date). Dua reksadana itu ialah Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A dan Sucorinvest Bond Fund yang mayoritas portofolionya adalah obligasi negara.

Reksadana Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A mencetak return 7,61 persen secara year to date. Berdasarkan fund fact sheet periode Agustus 2020, portofolio investasi reksadana ini adalah SBSN Seri PBS002 (PBS002), SBSN Seri PBS004 (PBS004), SBSN Seri PBS005 (PBS005), SBSN Seri PBS012 (PBS012), SBSN Seri PBS014 (PBS014), SBSN Seri PBS017 (PBS017), Surat Berharga Syariah Negara Seri PBS019 (PBS019), SBSN Seri PBS021 (PBS021), SBSN Seri PBS022 (PBS022), dan SBSN Seri PBS026 (PBS026).

Sedangkan reksadana Sucorinvest Bond Fund mencetak return 7,49 persen secara year to date. Berdasarkan fund fact sheet periode Agustus 2020, portofolio investasi reksadana ini adalah Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0072 (FR0072), Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0082 (FR0082), Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0083 (FR0083), obligasi Indonesia Eximbank Tbk, dan obligasi Sarana Multi Infrastruktur (Persero) Tbk.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

(Romainah/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.