Bareksa.com - Di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat pandemi Covid-19 dan menurunnya harga aset serta instrumen investasi di Indonesia tahun ini, PT Maybank Asset Management (PTMAM) menilai prospek investasi berbasis obligasi pemerintah Indonesia masih menjanjikan. Hal itu didukung kebijakan moneter yang akomodatif, penurunan suku bunga dan pembelian Obligasi Negara oleh Bank Sentral.
Perseroan meluncurkan meluncurkan produk reksadana terbaru yaitu Reksa Dana Maybank Dana Obligasi Negara (MDON). Glant Saputra Hadi, Head, Wealth Management Group, Maybank Indonesia menyatakan potensi terjadinya risiko gagal bayar dan risiko likuiditas pada obligasi pemerintah tergolong minim. Sebaliknya terjadi kecenderungan peningkatan risiko serupa pada obligasi korporasi yang sangat dipengaruhi volatilitas pasar.
"Reksadana MDON dikemas dalam komposisi penempatan mayoritas dana pada Obligasi Pemerintah Indonesia dengan minimum 80 persen alokasi aset pada berbagai seri dan tenor Surat Utang Negara (SUN) dan/atau Sukuk Negara," ujarnya dalam keterangan tertulisnya (5/10/2020).
Menurut Giant, pemilihan obligasi dilakukan oleh manajer investasi berdasarkan strategi portofolio yang ditinjau dan disesuaikan secara terus menerus terhadap kondisi pasar terkini dan outlook ke depannya.
Maybank AM bekerja sama dengan PT Bank Maybank Indonesia Tbk yang akan bertindak sebagai agen penjual efek reksadana (APERD) dan akan memasarkan reksadana MDON kepada nasabah, baik secara online maupun offline.
"Melalui produk ini, Investor dapat berinvestasi di beberapa seri Obligasi Pemerintah sekaligus. Manfaat lainnya, sebagai wujud partisipasi untuk membantu pembangunan negara, apalagi dalam situasi pandemi seperti sekarang," ungkap Giant.
“Nasabah dapat memulai investasi dengan nominal yang kecil dan terjangkau, bebas pemotongan pajak, serta transaksi dapat dilakukan kapan saja, bahkan fleksibel untuk dialihkan ke jenis reksadana lainnya,” tambah Glant.
Direktur Maybank AM, Raja Edham Zulkarnaen menyampaikan keunggulan Reksa Dana Maybank Dana Obligasi Negara terletak pada penerapan strategi durasi yang aktif dengan high conviction didukung proses investasi yang sistematis dan terukur. Kami menggunakan metodologi multi-factor scoring yang mempertimbangkan kondisi makro, fundamental, likuiditas dan sentimen pasar untukmenentukan strategi ke depannya,” Raja menjelaskan.
Dengan strategi tersebut, kata dia, kinerja reksadana MDON diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal dan mengalahkan tolok ukurnya, yaitu 80 persen Indeks BINDO-Bloomberg Indonesia Local Sovereign Index (net) yang dipadukan dengan 20 persen rata-rata deposito 1 bulan (net).
Reksadana ini juga menyediakan akses kepada investor untuk ikut berkontribusi dalam upaya melawan pandemi. Hal ini diwujudkan dengan menyisihkan pendapatan yang berasal reksadana tersebut, yakni 0,4 persen per tahun yang dihitung dari total dana kelolaan yang dihimpun dari nasabah untuk disalurkan kepada tenaga medis dalam bentuk perlindungan Asuransi jiwa.
“Melalui reksadana MDON, kami tidak hanya menyajikan aspek imbal hasil kepada investor, tetapi juga ingin memberikan sarana untuk berpartisipasi dalam pembangunan, sekaligus secara langsung memberikan dukungan kepada para tenaga medis kita yang tengah berjuang melawan pandemi di Tanah Air,” tutur Raja.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.