Bareksa.com – Berikut reksadana yang diperdagangkan di marketplace Bareksa dengan return tertinggi, beserta kinerja indeks benchmark periode sebulan terakhir (per 01 Oktober 2020) :
Reksadana Saham
IHSG : -6,41 persen
Indeks Reksadana Saham : -5,56 persen
Sucorinvest Maxi Fund : -1,93 persen
Indeks Reksadana Saham Syariah : -3,31 persen
Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS : -1,11 persen
Reksadana Campuran
Indeks Reksadana Campuran : -3,54 persen
Sucorinvest Flexi Fund : 2,43 persen
Indeks Reksadana Campuran Syariah : -2,21 persen
Schroder Syariah Balanced Fund : -2,71 persen
Reksadana Pendapatan Tetap
Indeks Reksadana Pendapatan Tetap: -0,19 persen
Sucorinvest Bond Fund : 0,62 persen
Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah : 0,02 persen
Reksa Dana Syariah Majoris Sukuk Negara Indonesia : 0,58 persen
Reksadana Pasar Uang
Benchmark:
- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp100 juta dan tenor satu bulan :
> BCA : 0,395 persen per bulan
> Bank Mandiri : 0,354 persen per bulan
> BNI : 0,354 persen per bulan
> BRI : 0,354 persen per bulan
Indeks Reksadana Pasar Uang : -0,47 persen
Prospera Dana Lancar : 0,69 persen
Indeks Reksadana Pasar Uang Syariah : 0,01 persen
Sucorinvest Sharia Money Market Fund : 0,51 persen
Ringkasan Informasi Pasar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 01 Oktober 2020 naik 2,05 persen ke level 4.970,09. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 01/10/2020 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di level 7 persen, pada 01 Oktober 2020.
Seiring dengan kenaikan IHSG, di marketplace Bareksa terdapat dua reksadana saham yang mampu mencetak imbal hasil (return) 3,05 persen dan 3 persen dalam sehari pada perdagangan 01 Oktober 2020. Reksadana itu adalah BNP Paribas Infrastruktur Plus dan Avrist Ada Saham Blue Safir.
Reksadana BNP Paribas Infrastruktur Plus mencetak imbal hasil (return) 3,05 persen dalam sehari pada 01 Oktober 2020. Berdasarkan fund fact sheet periode Agustus 2020, portofolio investasi reksadana ini adalah saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
Sedangkan reksadana Avrist Ada Saham Blue Safir mencetak imbal hasil (return) 3 persen dalam sehari pada 01 Oktober 2020. Berdasarkan fund fact sheet periode Agustus 2020, portofolio investasi reksadana ini adalah saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Jasa Marga Persero Tbk (JSMR), Obligasi Berkelanjutan I Bank Victoria Tahap II Tahun 2018 Seri B (BVIC01BCN2), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(Muhammad Reynaldi Gumay/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.