Bareksa.com - Pandemi COVID-19 membawa dampak negatif pada perkonomian bagi perusahaan maupun rumah tangga. Sebagian karyawan terpaksa ‘dirumahkan’ tanpa gaji, menunggu situasi kembali membaik.
Akibat pandemi ini, sebagian rumah tangga yang semula memiliki dua sumber pemasukan, dari suami dan istri yang bekerja, terpaksa harus mengandalkan satu sumber penghasilan saja.
Krizia Maulana, Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memberikan tips bagaimana caranya menghadapi berkurangnya pendapatan akibat pandemi Covid-19. Salah satunya, agar masyarakat mempertimbangkan untuk menyimpan dananya di reksadana pasar uang untuk digunakan di masa depan.
"Reksadana pasar uang sangat likuid, tidak ada biaya pembelian maupun pencairan dana, bukan objek pajak, sangat terjangkau (dengan dana minimal Rp10.000), dan memiliki potensi imbal hasil di atas deposito," ujarnya dalam keterangannya (1/9/2020).
Apa saja tips yang disampaikan Krizia? Berikut ulasannya :
1. Menerima keadaan
Munculnya rasa khawatir karena berkurangnya satu sumber penghasilan rumah tangga merupakan hal wajar. Namun, Anda bersama pasangan harus bisa segera mengatasinya. Perasaan cemas yang berlebihan justru akan membuat keadaan memburuk, seperti timbulnya beragam penyakit yang justru akan menambah beban pengeluaran rumah tangga.
Maka itu, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah menerima kenyataan bahwa hidup Anda akan berbeda untuk sementara waktu. Kemudian, segera lakukan penyesuaian pada konsumsi/pengeluaran rumah tangga serta gaya hidup semua anggota keluarga.
"Misalnya, kalau Anda tipe orang yang cenderung berbelanja online untuk meredakan stress, sebaiknya hapus dulu aplikasinya untuk sementara waktu," ungkap Krizia.
2. Manfaatkan dana simpanan dan seluruh aset dengan bijak
Di saat kalut, orang bisa gelap mata atau sulit berpikir secara normal karena ingin segera memperbaiki kondisi hidupnya. Akibat negatifnya sangat banyak, di antaranya adalah habisnya dana simpanan atau aset yang telah tersimpan dengan baik selama ini.
Maka itu, di saat kondisi seperti ini, Anda harus sangat berhati-hati dalam memanfaatkan seluruh dana simpanan dan aset yang ada. Jangan digunakan untuk berjudi, jangan tergiur pada iming-iming keuntungan yang sangat tinggi dengan tingkat risiko yang sangat rendah (investasi bodong), dan jangan digunakan sebagai modal usaha yang tidak Anda pahami.
"Sebaliknya, gunakanlah dana simpanan dan aset yang Anda miliki saat ini, baik aset berupa harta benda maupun keahlian, untuk mendapatkan penghasilan secukupnya hingga pandemi ini berakhir," ujarnya.
3. Jadikan sebagai pelajaran berharga
Pandemi ini seharusnya bisa membuat kita tersadar betapa pentingnya menyiapkan dana darurat dan menyisihkan sebagian pendapatan saat ini untuk masa depan. Maka, berapa pun uang yang Anda peroleh hari ini, sisihkan sebagian, untuk bisa digunakan di masa depan yang masih penuh misteri.
Bagi yang masih memiliki kondisi keuangan cukup baik, Krizia menyarankan masyarakat bisa mempertimbangkan agar menyimpannya di reksadana pasar uang untuk digunakan di masa depan. Sebab reksadana pasar uang sangat likuid, tidak ada biaya pembelian maupun pencairan dana, bukan objek pajak, sangat terjangkau (dengan dana minimal Rp10.000), dan memiliki potensi imbal hasil di atas deposito.
"Sebagai contoh, reksadana Manulife Dana Kas II (MDK II) memberikan imbal hasil 3,12 persen sejak awal tahun hingga akhir Juli 2020," Krizia menjelaskan.
"Terakhir, seperti saya sebutkan di awal, bagi Anda yang saat ini sedang berjuang secara finansial, Anda tidak sendirian. Saat ini mungkin Anda merasa terpuruk. Tapi yakinlah bahwa pandemi ini akan berakhir dan kondisi akan membaik. Setelah itu, mulailah dengan kebiasaan baru, yaitu menyimpan sebagian penghasilan Anda untuk digunakan di masa depan," dia menambahkan.
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.