Reksadana Hari Ini : IHSG Melemah, Dua Reksadana Pasar Uang Ini Masih Untung

Bareksa • 24 Aug 2020

an image
Ilustrasi investasi reksadana saham obligasi pasar uang surat utang negara yang digambarkan dengan timbangan dan koin emas

Reksa Dana Mega Dana Kas dan Sucorinvest Sharia Money Market Fund mencetak return 4,38 persen dan 4,35 persen secara YtD

Bareksa.com – Berikut reksadana yang diperdagangkan di marketplace Bareksa dengan return tertinggi, beserta kinerja indeks benchmark periode sebulan terakhir (per 19 Agustus 2020) :

Reksadana Saham

IHSG : 3,8 persen
Indeks Reksadana Saham : 3,55 persen
Manulife Saham Andalan : 7,61 persen

Indeks Reksadana Saham Syariah : 1,53 persen
Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS : 4,92 persen

Reksadana Campuran

Indeks Reksadana Campuran : 2,3 persen
Simas Satu Prima : 4,59 persen

Indeks Reksadana Campuran Syariah : 1,36 persen
TRIM Syariah Berimbang : 3,86 persen

Reksadana Pendapatan Tetap

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap : 1,94 persen
Sucorinvest Bond Fund : 3,22 persen

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah : 1,82 persen
Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A : 2,55 persen

Reksadana Pasar Uang

Benchmark:
- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp100 juta dan tenor satu bulan :
> BCA : 0,395 persen per bulan
> Bank Mandiri : 0,354 persen per bulan
> BNI : 0,354 persen per bulan
> BRI : 0,354 persen per bulan

Indeks Reksadana Pasar Uang : -0,26 persen
Aberdeen Standard Indonesia Money Market Fund : 0,57 persen

Indeks Reksadana Pasar Uang Syariah : 0,18 persen
Sucorinvest Sharia Money Market Fund : 0,58 persen

Ringkasan Informasi Pasar

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 19 Agustus 2020 turun 0,42 persen ke level 5.272,81. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 19/08/2020 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di level 6,8 persen pada 19 Agustus 2020.

Di tengah melemahnya IHSG, reksadana pasar uang dapat dijadikan pilihan untuk investasi jangka pendek. Reksadana pasar uang berisikan instrumen pasar uang yang terbilang stabil, seperti deposito bank dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari setahun.

Di marketplace reksadana Bareksa, terdapat dua reksadana pasar uang yang mampu mencetak imbal hasil (return) 4,38 persen dan 4,35 persen sejak awal tahun hingga 19 Agustus 2020 (year to date). Dua reksadana itu ialah  Reksa Dana Mega Dana Kas dan Sucorinvest Sharia Money Market Fund.

Reksa Dana Mega Dana Kas mencetak return 4,38 persen secara year to date. Berdasarkan fund fact sheet periode Juli 2020, portofolio investasi reksadana ini adalah BPD Jawa Tengah, Bank Panin Dubai Syariah, BPD Riau Kepri, Bank Sulselbar, dan Bank Sahabat Sampoerna.

Sedangkan reksadana Sucorinvest Sharia Money Market Fund mencetak return 4,35 persen secara year to date. Berdasarkan fund fact sheet periode Juli 2020, portofolio investasi reksadana ini adalah Sukuk Aneka Gas Industri Tbk, Sukuk Indosat Tbk, Sukuk Sarana Multi Infrastruktur (Persero), deposito berjangka Bank BJB Syariah dan Bank DKI Syariah.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai.

(hm)

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

 

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.