Bareksa.com - Sekolah negeri masih menjadi favorit masyarakat Indonesia. Tengok saja antusias peserta didik baru dalam mengikuti penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun 2020. Namun, tidak semua anak bisa lulus seleksi untuk melanjutkan pendidikan di sekolah negeri. Sehingga, orang tua dihadapkan pada pilihan yang berat yakni menunda pendidikan anak hingga tahun ajaran berikutnya atau menyekolahkan anak di sekolah swasta.
Jika ingin melanjutkan pendidikan di sekolah swasta, tentunya dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sehingga, ada saja orang tua yang terpaksa harus berutang. Bagaimana cara menyiapkan dana pendidikan anak untuk setahun ke depan?
Simak kiat menyiapkan dana pendidikan anak dalam waktu pendek, dalam hal ini hanya 1 tahun sebagaimana dijelaskan Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Krizia Maulana berikut ini :
1. Siapkan sejak dini
Setiap tahun, inflasi atau kenaikan biaya pendidikan cukup tinggi. Saat ini inflasi biaya pendidikan ada di kisaran 15 persen per tahun. Dengan semakin ketatnya proses seleksi masuk sekolah negeri, orang tua sebaiknya harus benar-benar menyiapkan dana pendidikan anak sejak dini atau mulai hari ini.
Sebab jika ditunda, kemungkinan untuk memiliki dana pendidikan yang cukup juga akan semakin kecil. Akibatnya, orang tua mungkin akan menyekolahkan anaknya dengan beban bunga utang yang cukup besar.
"Padahal, setiap orang tua pasti sudah tahu rentang waktu yang dimilikinya dari saat ini hingga waktu pendaftaran anaknya akan memasuki jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), hingga jenjang kuliah," ujar Krizia dalam keterangan tertulisnya (29/7/2020).
2. Berapa dana yang harus disisihkan setiap bulannya?
Biaya masuk sekolah untuk tingkat SD hingga SMA beragam. Namun untuk masuk sekolah yang bagus saat ini membutuhkan biaya mulai Rp20 juta hingga Rp50 juta hanya untuk uang pangkal. Sementara iuran per bulan mulai dari Rp1,5 juta.
Katakanlah inflasi biaya itu berkisar 15 persen per tahun. Dengan biaya uang pangkal saat ini Rp20 juta, maka kita harus mempersiapkan uang pangkal sekolah paling tidak sebesar Rp23 juta untuk tahun depan.
"Tambahkan juga biaya alat tulis beserta perlengkapannya, tas hingga sepatu sekolah, yang berkisar Rp1 juta, sehingga total kita membutuhkan tak kurang dari Rp24 juta untuk biaya sekolah tahun depan," ungkap Krizia.
3. Menentukan instrumen investasi yang tepat
Besarnya biaya sekolah sudah bisa diprediksi, kemudian waktu pendaftaran pun telah diketahui. Langkah berikutnya adalah menentukan instrumen investasi yang tepat untuk menyimpan dana. Sehingga kita bisa tenang saat membayar biaya sekolah buah hati tercinta. Biaya sekolah adalah biaya yang tidak dapat diganggu gugat, yang harus ada saat kita membutuhkannya. Karena itu, kita harus menempatkannya di instrumen investasi yang tepat.
"Reksadana pasar uang bisa menjadi pilihan. Selain fluktuasi harganya yang sangat rendah, reksadana pasar uang imbal hasilnya cukup kompetitif dibandingkan produk konvensional seperti tabungan atau deposito," Krizia menjelaskan.
Krizia mencontohkan saat ini reksadana pasar uang Manulife Dana Kas II memberikan return 5,89 persen 1 tahun (per akhir Juni 2020). Sementara reksadana pasar uang syariah Manulife Dana Kas Syariah membukukan imbal hasil 5,44 persen setahun terakhir (per akhir Juni 2020).
Sumber : Bareksa
"Keunggulan lainnya reksadana pasar uang adalah likuid, bukan objek pajak, dan tanpa biaya – kita bebas keluar masuk tanpa dikenai biaya sepeser pun." kata Krizia.
4. Manfaatkan jika ada keringanan dari sekolah
Dengan asumsi 1 tahun ke depan kita membutuhkan biaya Rp24 juta, artinya setiap bulan kita harus menyisihkan Rp2 juta per bulan. Jumlah yang cukup besar. Namun dengan menyiapkannya saat ini, jauh lebih baik ketimbang kita siapkan menjelang hari pendaftaran, yang belum tentu kita sudah memiliki dana yang cukup di saat itu.
Sebagai catatan, meski tahun ajaran baru berlangsung tahun depan, sekolah swasta favorit umumnya sudah mulai membuka pendaftaran dari bulan Desember 2020.
Adapun uang pangkal harus dibayarkan paling tidak dua pekan setelah siswa diterima. Namun ada juga sekolah yang memberikan keringanan biaya uang pangkal dengan skema cicilan hingga periode tertentu. Jangan malu untuk memanfaatkannya jika ada tawaran seperti ini.
5. Disiplin dengan tujuan
Belajar dari kejadian sekarang, di mana cukup banyak juga orang tua yang harus menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta karena tidak diterima di sekolah negeri, serta melihat alur waktu pendidikan dari SD hingga universitas, seharusnya orang tua bisa lebih menyiapkan biaya pendidikan buah hati mereka.
Dalam melakukan hal itu kuncinya adalah perencanaan cash flow yang tepat, menempatkan dana pada instrumen yang bisa melawan inflasi, serta semakin dini mempersiapkannya akan semakin baik.
"Artinya supaya ada waktu untuk mengembangkan dana seoptimal mungkin," ungkap Krizia.
Untuk itu, kata dia, ketahui dengan pasti, kapan anak kita akan sekolah atau naik ke jenjang yang lebih tinggi. Ini sangat penting, karena mempengaruhi cash flow/arus kas rumah tangga kita.
"Untuk masuk sekolah, butuh uang pangkal, biarpun bayarnya sekali namun jumlahnya cukup besar. Kemudian masih ada lagi iuran bulanan dengan jumlah yang lebih kecil, namun rutin dan ada kemungkinan naik setiap tahunnya," dia menambahkan.
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.