Bareksa.com - Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report June 2020, menyebutkan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap tercatat minus baik secara kuartal per kuartal (QtQ) atau year to date (YtD). Pada Juni 2020, dana kelolaan reksadana fixed income secara year to date (YtD) minus 6,76 persen menjadi Rp113,8 triliun. Dibandingkan triwulan I 2020 yang sebesar Rp114,8 triliun, dana kelolaan reksadana pendapatan tetap pada Juni atau kuartal II juga negatif.
Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report June 2020
Di sisi lain laporan Bareksa : Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report June 2020 mencatat, jumlah unit reksadana pendapatan tetap pada Juni 2020 sebesar 73,7 miliar unit, minus 6,68 persen secara YtD.
Walau terdapat koreksi pada pertumbuhan dana kelolaan maupun pertumbuhan unit pada reksadana pendapatan tetap di Juni 2020, kinerja sebagian manajer investasi (MI) yang terhimpun dalam 20 MI dengan perolehan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap terbesar di Juni 2020, tercatat tumbuh positif baik secara bulanan (MoM) maupun year to date (YtD) dan year on year (YoY).
Berikut Top 5 MI dengan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap terbesar pada Juni 2020 :
1. Bahana TCW
Posisi pertama MI dengan perolehan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap terbesar pada Juni 2020, ditempati Bahana TCW. Dana kelolaan yang dihimpun Bahana TCW Rp11,99 triliun, tercatat tumbuh 3 persen secara bulanan. Bahana TCW menguasai 11 persen market share reksadana pendapatan tetap.
2. Batavia PAM
Ranking kedua dana kelolaan reksadana pendapatan terbesar pada Juni 2020 ditempati oleh PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (Batavia PAM). Dana kelolaan reksadana pendapatan tetap Batavia PAM pada bulan lalu senilai Rp11,49 triliun dan penguasaan pangsa pasar 10 persen.
AUM reksadana pendapatan tetap Batavia PAM pada Juni, berhasil tumbuh 6 persen secara tahunan (YoY) dan secara year to date (YtD) 1 persen.
3. Sinarmas AM
Pada Juni 2020, Sinarmas AM menjadi juara ketiga MI dengan perolehan dana kelolaan atau AUM reksadana pendapatan tetap terbesar. Pada Juni 2020, Sinarmas AM membukukan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap Rp11,11 triliun. Sinarmas AM menguasai market share reksadana pendapatan tetap 10 persen.
4. Manulife AM
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia berada di posisi keempat MI dengan perolehan dana reksadana pendapatan tetap terbesar Juni 2020. Pada bulan lalu, AUM reksadana pendapatan tetap Manulife AM tercatat Rp10,9 triliun dengan market share 10 persen.
Manulife berhasil mencetak kenaikan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap 7 persen secara year on year (YoY) dan 1 persen secara year to date (YtD).
5. Mandiri Investasi
Posisi lima MI dengan perolehan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap terbesar pada Juni 2020 ditempati PT Mandiri Manejemen Investasi (MMI). Dana kelolaan reksadana pendapatan tetap Mandiri Investasi pada Juni 2020 senilai Rp7,66 triliun dan market share 7 persen.
Dana kelolaan reksadana pendapatan tetap Mandiri Investasi pada Juni 2020, tumbuh 7 persen secara tahunan (YoY) dan 2 persen secara bulanan (MoM).
20 Top MI
Pertumbuhan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap pada Juni 2020 tertinggi secara bulanan (MoM), ditorehkan TRAM, yang berada pada posisi ke-14 MI dengan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap terbesar pada Juni 2020, yakni tercatat mengalami pertumbuhan AUM 11 persen secara bulanan.
Sedangkan RHB AM yang berada pada posisi ke-10 Manajer Investasi dengan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap terbesar pada Juni 2020, tercatat sebagai MI dengan pertumbuhan AUM terbesar secara year to date (YtD) yakni 23 persen.
Di sisi lain secara tahunan/YoY, MI dengan pertumbuhan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap terbesar pada Juni 2020, diperoleh Ashmore yakni mengalami pertumbuhan 74 persen.
Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report June 2020
Sebagai informasi, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sementara reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari asetnya dalam bentuk efek utang atau obligasi. Obligasi atau surat utang ini bisa yang diterbitkan oleh perusahaan (korporasi) maupun obligasi pemerintah.
Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Risikonya relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang tetapi lebih moderat dibandingkan saham sehingga cocok untuk jangka waktu 1 sampai 3 tahun.
Sesuai dengan karakternya, reksadana pendapatan tetap ini memiliki tingkat pengembalian hasil yang stabil karena memiliki aset surat utang atau obligasi yang memberikan keuntungan berupa kupon secara rutin.
Dalam jangka pendek dan menengah, nilai aktiva bersih (NAB) dari reksa dana pendapatan tetap cenderung naik stabil dan tidak banyak berfluktuasi (naik-turun). Karena itu, reksadana ini cocok untuk investor bertipe konservatif (risk averse).
Sebagai informasi tambahan, sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report June 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
(AM)
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.