Reksadana Pendapatan Tetap & Pasar Uang Juara Semester I 2020, Ini 10 Produknya

Bareksa • 07 Jul 2020

an image
Ilustrasi investor sedang merencanakan investasinya di reksadana pendapatan tetap (shutterstock)

Reksadana berbasis saham masih negatif cukup dalam seiring anjloknya IHSG sepanjang semestar I 2020

Bareksa.com - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang semester I 2010 tercatat masih anjlok 21,9 persen secara year to date akibat gejolak pasar modal terdampak sentimen negatif pandemi Covid-19. Seiring masih anjloknya IHSG kinerja reksadana berbasis saham juga tercatat masih negatif.

Berdasarkan data Bareksa, periode enam bulan pertama di 2020 sebanyak 5 dari 8 indeks reksadana masih mencatatkan return negatif. Hanya 3 indeks reksadana yang membukukan kinerja positif. 

Indeks reksadana yang mencatatkan kinerja negatif pada semester I 2020 ialah indeks reksadana saham -22,63 persen, indeks reksadana saham syariah (-22,03  persen), indeks reksadana campuran (-11,65 persen), indeks reksadana campuran syariah (-8,78 persen), dan indeks reksadana pendapatan tetap syariah (-0,76 persen).

Sedangkan indeks reksadana yang membukukan kinerja positif yakni indeks reksadana reksadana pasar uang syariah dengan imbal hasil 1,13 persen, indeks reksadana pendapatan tetap return 1,12 persen dan indeks reksadana pasar uang 0,12 persen.

Perbandingan Kinerja IHSG dan Indeks Reksadana Semester I 2020


Sumber : Bareksa

Seiring cemerlangnya kinerja reksadana pasar uang dan pendapatan tetap pada semester I 2020, apa saja produk reksadana yang berhasil mencetak imbal hasil tertinggi sepanjang paruh pertama tahun ini?

Berdasarkan daftar reksadana yang dijual di Bareksa, dalam top 10 reksadana return tertinggi semester I 2020, 5 di antaranya diisi reksadana pendapatan tetap dan 5 lainnya reksadana pasar uang. 10 produk reksadana itu membukukan imbal hasil 3,33 persen hingga 4,91 persen. 

Reksadana pendapatan tetap kelolaan Manulife Aset Manajemen Indonesia yakni Manulife Obligasi Unggulan Kelas A dengan return 4,91 persen sepanjang 6 bulan. Posisi kedua hingga 4 juga ditempati reksadana pendapatan tetap yakni Mega Asset Mantap Plus dengan imbal hasil 4,81 persen, Syailendra Pendapatan Tetap Premium 3,79 persen dan Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A 3,74 persen.

Posisi ke-5 hingga 8 ditempati reksadana pasar uang Reksa Dana Mega Dana Kas dengan return 3,47 persen, Sucorinvest Sharia Money Market Fund (3,43 persen), Sucorinvest Money Market Fund (3,42 persen) dan Mega Asset Multicash (3,42 persen). Posisi ke-9 kembali ditempati reksadana pendapatan tetap Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A dengan imbal hasil 3,35 persen dan terakhir reksadana pasar uang Capital Money Market Fund dengan return 3,33 persen.

Top 10 Reksadana Return Tertinggi 6 Bulan (per 30 Juni 2020)


Sumber : Bareksa

Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.

Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.

Sebaiknya, jenis reksadana yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.

Namun, jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).

Selalu sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan target investasi kamu.

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.