Berita / / Artikel

IHSG Melemah, Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Juara Pekan Keempat Juni 2020

• 30 Jun 2020

an image
Karyawan beraktivitas di dekat grafik pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (2/8/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 41.36 poin atau 0,65 persen ke level 6,340.18. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.

IHSG pada keempat Juni 2020 melemah 0.77 persen jadi 4.904

Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia menyatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan (22-26 Juni 2020) atau pekan keempat Juni 2020 ditutup melemah 0,77 persen atau pada level 4.904,088 dari sebelumnya 4.942,275 pada pekan sebelumnya.

Nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek selama sepekan juga berkurang 0,7 persen jadi Rp5.676,933 triliun dibandingkan pada pekan sebelumnya Rp5.717,452 triliun. Investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp697,71 miliar pada Jumat pekan lalu, sedangkan sepanjang tahun 2020, jual bersih asing tercatat Rp14,553 triliun.

Seiring pelemahan IHSG, kinerja indeks reksadana berbasis saham juga ikut tertekan sepanjang pekan lalu. Kinerja reksadana pekan keempat Juni 2020 (22-26 Juni) berbeda dibandingkan pekan sebelumnya. Indeks reksadana pendapatan tetap syariah berhasil mencatatkan return tertinggi sepanjang pekan lalu, dibandingkan pekan sebelumnya juaranya adalah reksadana saham. 

Menurut data Bareksa, indeks reksadana pendapatan tetap syariah membukukan return 0,38 persen sepanjang pekan lalu atau merupakan yang tertinggi dibandingkan indeks reksadana lainnya. Posisi selanjutnya indeks reksadana pendapatan tetap 0,22 persen, indeks reksadana pasar uang syariah 0,15 persen, indeks reksadana pasar uang 0,07 persen dan indeks reksadana campuran 0,05 persen.

Adapun indeks reksadana saham, indeks reksadana saham syariah dan indeks reksadana campuran syariah masing-masing minus 0,28 persen, -0,56 persen dan -0,2 persen.


Sumber : Bareksa

Seiring tertekannya kinerja pasar saham, sepanjang pekan lalu daftar top 10 reksadana didominasi reksadana pendapatan tetap dan reksadana pendaparan tetap syariah. Dalam daftar top 10, 8 di antaranya diisi produk reksadana pendapatan tetap dan reksadana pendapatan tetap syariah. Sisannya reksadana saham dan campuran masing-masing 1 produk. 

Top 10 Reksadana Return Tertinggi Pekan Keempat Juni (22-26 Juni 2020)


Sumber : Bareksa

Posisi pertama ditempati reksadana campuran Kresna Flexima dengan return 1,42 persen, posisi kedua reksadana pendapatan tetap Victoria Obligasi Negara (0,96 persen) dan ketiga reksadana saham Simas Danamas Saham (0,71 persen).

Posisi keempat hingga 10 diisi oleh reksadana pendapatan tetap dan reksadana pendapatan tetap syariah yakni Capital Fixed Income Fund dengan return 0,67 persen, Maybank Dana Pasti 2 (0,63 persen), Reksa Dana Syariah Majoris Sukuk Negara Indonesia (0,62 persen), Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A (0,57 persen), Bahana Mes Syariah Fund (0,56 persen), Aberdeen Standard Indonesia Government Bond (0,51 persen) dan Avrist Prime Bond Fund (0,49 persen).

Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.

Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.

Sebaiknya, jenis reksadana yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.

Namun, jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).

Selalu sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan target investasi kamu.

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Tags: