Bareksa.com - Reksadana indeks adalah reksadana yang meniru portofolio indeks acuannya, baik itu indeks saham maupun indeks obligasi.
Tujuan dari penerbitan reksadana indeks adalah meniru pergerakan indeks acuannya. Jadi, semakin mirip dengan indeks acuannya, maka reksadana indeks tersebut semakin baik.
Misal, reksadana indeks saham ada yang mengacu pada indeks LQ45, maka isi portofolio reksadana tersebut sama dengan saham-saham dalam LQ45. Adapun indeks LQ45 sendiri adalah indeks saham yang berisi saham-saham paling sering diperdagangkan (likuid) serta memiliki kinerja keuangan (fundamental) yang kuat.
Reksadana indeks memiliki strategi investasi pasif, atau dikelola secara pasif. Apa maksudnya?
Dalam strategi investasi pasif, manajer investasi hanya meniru indeks acuan untuk menyusun portofolio reksadananya. Untuk reksadana indeks saham, jumlah saham dan berat (pembobotan) masing-masing saham dalam portofolio tersebut sama dengan indeks acuannya.
Dengan strategi investasi pasif, manajer investasi tidak sering melakukan jual beli (trading) dalam mengelola reksadana indeks dan hanya mengikuti indeks. Perubahan portofolio hanya mengikuti review (tinjauan) indeks saham yang dilakukan berkala, biasanya setahun dua kali atau tiga kali saja.
Karena manajer investasi tidak sering melakukan trading saham, biaya pengelolaan (management fee) reksadana investasi pasif terbilang kecil, dibandingkan dengan reksadana investasi aktif.
Reksadana indeks yang dikelola secara pasif ini cocok bagi investor yang percaya bahwa dalam jangka panjang reksadana akan susah mengalahkan return pasar (baik saham ataupun obligasi). Selain itu, reksadana indeks bisa dibilang lebih transparan karena isi dan bobotnya sama dengan indeks acuannya, meski boleh melakukan variasi dengan batasan minimum dan maksimum 20 persen dari bobot indeks.
Berkaitan dengan risiko, reksadana yang dikelola pasif juga memiliki risiko sesuai dengan jenis asetnya. Misal, investasi reksadana indeks saham memiliki risiko yang tinggi, seperti halnya investasi saham langsung karena harga saham bisa naik-turun (berfluktuasi) dalam waktu dekat.
Oleh karena itu, investor wajib memahami isi portofolio dan menyesuaikan dengan profil risiko sebelum memutuskan untuk membeli reksadana. Investasi reksadana indeks saham disarankan untuk investor dengan profil risiko agresif yang bisa menerima risiko tinggi (risk taker) serta untuk investasi jangka panjang (di atas lima tahun).
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.