Schroders Indonesia : Sekarang Waktu Terbaik Kembali Berinvestasi

Bareksa • 17 Jun 2020

an image
Karyawan bekerja di kantor Schroders Indonesia, Jakarta.

investor bisa memilah saham-saham yang masih murah atau membeli reksadana yang memiliki strategi investasi

Bareksa.com - CEO Schroder Investment Management Indonesia (Schroders Indonesia), Michael Tjoajadi menilai saat ini adalah waktu yang sangat baik untuk kembali berinvestasi. Sebab dengan ekspektasi kondisi perekonomian yang kembali meningkat di tahun depan maka pasar saham juga akan ikut menanjak. Dia menyebutkan, investor bisa mulai memilah saham-saham yang masih murah di pasar atau membeli reksadana yang sudah jelas-jelas memiliki strategi investasi.

"Di reksadana ada fund manager yang memilih saham mana yang murah dan mereka memiliki basis karena melakukan research dan me-review ulang strategi perusahaan dalam menghadapi kondisi ekonomi dan melihat ada value. Dan juga dengan penurunan harga saham itu sometimes memberikan attractive value. Kita harus lihat dan pilih saham itu," kata Michael di Jakarta, Selasa (16/6/2020) dilansir CNBC Indonesia.

Menurut Michael, pergerakan indeks saham yang menguat akan mulai terlihat enam bulan jelang 2021. Sebab biasanya pasar saham memang akan mendahului pertumbuhan ekonomi. Adapun tahun depan Schroders Indonesia memperkirakan ekonomi global akan tumbuh mencapai 5 persen setelah tahun ini diperkirakan akan melambat akibat pandemi Covid-19.

Berkaca pada kondisi pasca krisis 2009, kata Michael, indeks harga saham dan obligasi bergerak naik di akhir 2009 yang kemudian diikuti dengan pertumbuhan ekonomi global yang pesat pada tahun berikutnya.

"Kalau pattern ini terjadi di 2020 kita bisa lihat it will be good time to invest tapi volatilitas di pasar saham dan obligasi masih akan terjadi dari akibat adanya satu-satu negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi negatif dan kondisi geopolitik yang akan mempengaruhi ekonomi," jelasnya.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 3,53 persen ke level 4.986,458 pada perdagangan Selasa (16/6/2020). Dalam sebulan terakhir, IHSG menguat 9,49 persen. Namun pergerakan IHSG tercatat masih mengalami koreksi 20,84 persen secara year to date (ytd).

Nilai kapitalisasi pasar IHSG telah menguap Rp1.479 triliun dari posisi Rp7.265,01 triliun per 30 Desember 2019 menjadi Rp5.785,22 triliun per akhir sesi, Selasa (16/6/2020).

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.