Bareksa.com - Berikut reksadana yang diperdagangkan di marketplace Bareksa dengan return tertinggi, beserta kinerja indeks benchmark periode sebulan terakhir :
Reksadana Saham
IHSG : 10,62 persen
Indeks Reksadana Saham : 9,69 persen
BNP Paribas Infrastruktur Plus : 21,16 persen
Indeks Reksadana Saham Syariah : 5,27 persen
Cipta Syariah Equity : 11,23 persen
Reksadana Campuran
Indeks Reksadana Campuran : 6,15 persen
Principal Balanced Strategic Plus : 12,06 persen
Indeks Reksadana Campuran Syariah : 4,48 persen
TRIM Syariah Berimbang : 7,81 persen
Reksadana Pendapatan Tetap
Indeks Reksadana Pendapatan Tetap: 2,07 persen
Cipta Bond : 4,36 persen
Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah : 1,5 persen
Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A : 3,12 persen
Reksadana Pasar Uang
Benchmark:
- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp100 juta dan tenor satu bulan :
> BCA : 0,395 persen per bulan
> Bank Mandiri : 0,354 persen per bulan
> BNI : 0,354 persen per bulan
> BRI : 0,354 persen per bulan
Indeks Reksadana Pasar Uang : -0,37 persen
Reksa Dana Mega Dana Kas : 0,81 persen
Indeks Reksadana Pasar Uang Syariah : 0 persen
Sucorinvest Sharia Money Market Fund : 0,55 persen
Ringkasan Informasi Pasar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 16 Juni 2020 naik 3,53 persen ke level 4.986,46. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 17/06/2020 pukul 06.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat pada level 7,2 persen, pada 16 Juni 2020.
Seiring dengan kenaikan IHSG, reksadana yang memiliki aset saham dalam portofolionya bisa turut mengalami kenaikan, termasuk reksadana campuran. Reksadana campuran dalam portofolionya berisikan berbagai aset terutama saham dan obligasi yang bisa berfluktuasi dalam waktu dekat tetapi berpotensi tumbuh tinggi dalam jangka panjang.
Di marketplace reksadana Bareksa, terdapat dua reksadana campuran yang mampu mencetak imbal hasil (return) 3,62 persen dan 2,85 persen dalam sehari pada perdagangan 16 Juni 2020. Reksadana itu adalah TRIM Syariah Berimbang dan Principal Balanced Strategic Plus.
Reksadana campuran TRIM Syariah Berimbang mencetak imbal hasil (return) 3,62 persen dalam sehari pada 16 Juni 2020. Berdasarkan fund fact sheet periode Mei 2020, portofolio investasi reksadana ini adalah Astra International Tbk (ASII), Excelcomindo Pratama, Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS), SBSN RI Seri PBS002 (PBS002), dan Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Sedangkan reksadana campuran Principal Balanced Strategic Plus mencetak imbal hasil (return) 2,85 persen dalam sehari pada 16 Juni 2020. Berdasarkan fund fact sheet periode April 2020, portofolio investasi reksadana ini adalah Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0063 (FR0063), Government Bond, dan Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.