Berita / / Artikel

Jumlah Produk Meningkat, Ini Top 20 MI Juara AUM Reksadana Saham Mei 2020

• 13 Jun 2020

an image
Karyawan bekerja di kantor Schroders Indonesia, Jakarta.

Secara YtD, AUM reksadana saham menurun 27,85 persen jadi Rp105,6 triliun

Bareksa.com - Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report May 2020 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyebutkan jumlah produk reksadana saham hingga Mei 2020 meningkat 2,15 persen secara year to date jadi 380 produk dibandingkan Desember 2019 yang sebanyak 372 produk. Sepanjang tahun ini, jumlah produk reksadana saham bertambah 8 produk. Meskipun dari sisi dana kelolaan/assets under management (AUM) anjlok 27,85 persen YtD jadi Rp105,6 triliun.

Dari sisi jumlah unit, reksadana saham mencatatkan jumlah unit menurun 3,34 persen jadi 96,9 miliar unit YtD 2020. Persentase penurunan jumlah unit yang lebih kecil dibandingkan penurunan AUM menunjukkan nilai aktiva bersih (NAB) per unit reksadana yang masih tertekan akibat gejolak pasar saham terdampak pandemi Covid-19. Artinya, kepemilikan investor atas unit reksadana saham sebenarnya tidak terlalu banyak berkurang, dibandingkan nilai AUMnya yang anjlok signifikan akibat pandemi Covid-19.

Untuk diketahui reksadana saham merupakan jenis reksadana berbasis saham. Sehingga fluktuasi baik penurunan atau kenaikan pasar saham, sangat berpengaruh terhadap kinerja reksadana ini.

Dana kelolaan reksadana saham tertekan dan berada di level terendahnya tahun ini pada Maret 2020 yang saat itu nilai AUMnya Rp102,2 triliun. Namun pada Mei 2020, AUM mulai naik jadi Rp105,6 triliun. Gejolak pasar modal akibat pandemi Covid-19 hingga Mei 2020 telah mengakibatkan reksadana saham kehilangan AUM sekitar Rp41 triliun. 

 


Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report Mei 2020

Meski secara industri AUM reksadana saham pada Mei 2020 relatif stagnan secara bulanan (MoM) dibandingkan April, namun dalam daftar top 20 manajer investasi sebagian masih membukukan kenaikan.

Secara bulanan 10 MI dari daftar top 20 MI jawara AUM reksadana saham berhasil membukukan kenaikan dana kelolaan antara 1 persen hingga 8 persen. Sedangkan 5 MI lainnya mencatatkan AUM stagnan dan 5 lainnya masih negatif.

Kenaikan AUM reksadana saham secara bulanan tertinggi yakni 8 persen pada Mei 2020 dibukukan Pacific Capital jadi Rp1,49 triliun. Sebaliknya penunan AUM bulanan terbesar yang mencapai 6 persen oleh Henan Putihrai jadi Rp2,85 triliun pada Mei 2020.

Secara YtD semua MI dalam daftar top 20 MI mencatatkan AUM reksadana saham negatif. Namun secara YoY, Sucorinvest Asset Management jadi satu-satunya MI yang membukukan kenaikan AUM reksadana saham pada Mei 2020 atau naik 6 persen jadi Rp1,7 triliun.

Posisi juara 1 AUM reksadana saham pada Mei 2020, masih ditempati Schroder Investment Management Indonesia (Schroders Indonesia). Perusahaan manajemen investasi terbesar keempat di Indonesia dari sisi jumlah total AUM reksadana untuk publik tersebut, masih mempertahankan statusnya sebagai jawara reksadana saham.

Pada Mei 2020, Schroders Indonesia membukukan dana kelolaan reksadana saham Rp18,26 triliun dengan market share 17 persen. Secara bulanan AUM reksadana saham perseroan stagnan, YtD tergerus 28 persen dan YoY tertekan 31 persen. 

Posisi kedua ditempati oleh Manulife Aset Manajemen Indonesia dengan AUM Rp9,53 triliun dan pangsa pasar 9 persen. AUM reksadana saham Manulife AM pada Mei 2020 turun 3 persen MoM, berkurang 16 persen YtD dan minus 27 persen YoY. Di industri reksadana nasional, Manulife AM merupakan perusahaan manajemen investasi terbesar kelima dari sisi jumlah AUM reksadana untuk publik.

Ranking tiga ditempati Ashmore Asset Management Indonesia dengan dana kelolaan reksadana saham per Mei 2020 senilai Rp8,27 triliun dan market share 8 persen. Secara bulanan, AUM reksadana saham Ashmore naik 1 persen, namun YtD minus 33 persen dan YoY negatif 36 persen.

Selanjutnya Batavia PAM berada di posisi 4 dengan AUM reksadana saham Rp7,64 triliun dan market share 7 persen pada Mei 2020. Secara bulanan AUM reksadana saham Batavia menyusut 1 persen, YtD berkurang 30 persen dan YoY minus 23 persen.

Kelima, ditempati BNP Paribas Asset Management dengan AUM reksadana saham Rp6,87 triliun dan market share yang juga 7 persen. AUM reksadana saham BNP AM secara bulanan turun 3 persen, YtD negatif 13 persen dan YoY berkurang 16 persen.

Untuk posisi keenam dan selanjutnya, selengkapnya sebagaimana tertera dalam tabel berikut :

Top 20 MI AUM Reksadana Saham Terbesar Mei 2020


Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report Mei 2020

AUM Industri

Secara industri, dana kelolaan industri reksadana pada Mei 2020 sedikit menyusut secara bulanan jadi Rp474,2 triliun dibandingkan April 2020 yang sebesar Rp475,6 triliun. Penurunan assets under management (AUM) seiring turunnya jumlah unit reksadana jadi 405,7 juta unit pada Mei dari 408,7 juta unit bulan sebelumnya. Padahal sejatinya, jumlah produk reksadana meningkat jadi 2.243 produk dari sebelumnya 2.227 produk.

Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report May 2020 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyebutkan meskipun secara bulanan AUM sedikit menurun, namun jika dibandingkan Maret 2020 atau kuartal I tahun ini yang sebesar Rp471,4 triliun, maka AUM industri reksadana pada Mei bertambah hampir Rp3 triliun. Sepanjang tahun ini, AUM industri reksadana pada Maret merupakan yang terendah terdampak gejolak pasar akibat sentimen penyebaran Covid-19.

Secara year to date, dana kelolaan industri reksadana pada Mei 2020 turun 12,54 persen. Pada akhir tahun lalu, AUM industri reksadana menembus Rp542 triliun atau merupakan yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Level AUM reksadana mulai menembus angka psikologis Rp500 triliun pada 2018. Namun sejak sentimen penyebaran wabah Covid-19 menghantam pasar modal, dana kelolaan reksadana menurun jadi di bawah Rp500 triliun. 

Sumber : Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report May 2020

Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.

Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.

Sebaiknya, jenis reksadana yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.

Namun, jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).

Selalu sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan target investasi kamu.

Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report May 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Tags: