Bareksa.com - Dana kelolaan industri reksadana Tanah Air per akhir Mei 2020 turun dibandingkan nilai pada sebulan sebelumnya. Meski sebagian jenis reksadana mengalami penurunan dana kelolaan, ada yang justru meningkat dalam sebulan terakhir.
Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report May 2020 yang mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, assets under management (AUM) industri reksadana menjadi Rp474,2 triliun, turun 12,54 persen dibandingkan nilai pada akhir tahun lalu. Bila dibandingkan dengan AUM per April 2020 sebesar Rp475,6 triliun, terjadi penurunan sekitar 2 persen pada Mei 2020.
Penurunan AUM industri seiring dengan turunnya jumlah unit reksadana jadi 405,7 miliar unit per akhir Mei dari 408,7 miliar unit sebulan sebelumnya. Padahal, jumlah produk reksadana bertambah 16 produk jadi 2.243 produk dari sebelumnya 2.227 produk.
Namun, tidak semua jenis reksadana mengalami penurunan AUM sepanjang Mei, seperti yang terjadi pada reksadana indeks dan ETF, yakni jenis reksadana yang dikelola secara pasif dengan mengacu pada indeks tertentu.
AUM reksadana indeks per akhir Mei mencapai Rp7,00 triliun, naik 4 persen dari sebulan sebelumnya. Pada periode yang sama, AUM reksadana ETF (exchange traded fund), yang diperdagangkan di bursa, juga naik 1 persen menjadi Rp11,96 triliun.
Grafik Pergerakan AUM Reksadana Indeks dan ETF YTD
Sumber: Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report May 2020
Bila dilihat sejak awal tahun, AUM reksadana indeks dan ETF masih tercatat turun masing-masing 19,89 persen dan 15,78 persen hingga Mei 2020 (year to date/YTD).
Sementara itu, jumlah unit penyertaan (UP) reksadana indeks naik 2 persen menjadi 9,09 miliar per akhir Mei, sedangkan unit penyertaan ETF turun 1 persen menjadi 20,61 miliar. Namun, secara year to date, unit penyertaan reksadana indeks dan ETF masing-masing naik 10,57 persen dan 8,33 persen.
Grafik Pergerakan Unit Penyertaan Reksadana Indeks dan ETF YTD
Sumber: Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report May 2020
Meski terjadi penurunan dana kelolaan, peningkatan pada unit penyertaan ini bisa menunjukkan adanya subscription (pembelian) atau penambahan unit reksadana. Artinya, justru banyak investor yang melakukan pembelian di saat nilai aktiva bersih (NAB) reksadana sedang turun, yang menjadikan NAB/UP atau harga reksadana sedang murah.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report May 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.