Bareksa.com - Direktur Panin Asset Management (Panin AM), Rudiyanto menyampaikan hingga akhir tahun ini, reksadana pendapatan tetap diprediksi masih memberikan return positif dibandingkan reksadana jenis lainnya. Kinerja reksadana pendapatan tetap tahun ini berpotensi sama positifnya dengan kinerja tahun lalu. Perkiraan itu, dengan melihat tren suku bunga yang sedang turun dan diperkirakan akan tetap rendah dalam 2-3 tahun mendatang. Sebab saat ini semua negara sedang menjaga ekonominya.
"Untuk diversifikasi, bisa juga mempertimbangkan reksadana pendapatan tetap dalam mata uang dolar Amerika Serikat (USD) karena mata uang dolar AS cenderung memberikan kenaikan pada saat sedang terjadi ketidakpastian seperti halnya emas," kata Rudiyanto kepada Bareksa (2/6/2020).
Rudiyanto menyampaikan hal yang perlu dikhawatirkan jika memilih reksadana pendapatan tetap ialah soal valuasinya. Menurut dia, dalam kondisi saat ini di mana yield Surat Utang Negara (SUN) di bawah 6,5 persen, maka bisa dinilai agak mahal.
"Untungnya, saat ini masih sekitar 7,2 persen hingga 7,3 persen. Jadi masih oke untuk reksadana pendapatan tetap," ungkapnya.
Menurut Rudiyanto, dalam kondisi ekonomi negara sedang tertekan dampak Covid-19, Bank Sentral Indonesia maupun bank sentral sejumlah negara, akan mengambil kebijakan lebih longgar. Di antaranya soal syarat pinjaman yang dipermudah dan bunga pinjaman juga akan diturunkan secara perlahan.
Biaya ekonomi yang sangat besar akibat pandemi Covid-19 inilah, kata Rudiyanto, maka kebijakan bank sentral tidak hanya untuk tiga hingga empat bulan ke depan, tapi paling tidak satu hingga tiga tahun ke depan.
"Hal itu menjadi sentimen positif untuk reksadana pendapatan tetap yang investasinya di obligasi," kata Rudiyanto.
Bunga yang rendah akan membuat masyarakat berfikir untuk mulai berinvestasi di pasar modal agar bisa mendapatkan hasil optimal. Kondisi itu tidak hanya mendongkrak permintaan investasi di pasar modal, juga membuat kinerja reksadana yang isi portofolionya obligasi akan positif.
Rudiyanto memperkirakan hingga dua tahun mendatang, suku bunga tidak akan naik. Malah, jika inflasi dapat terus menerus terkendali, bukan tidak mungkin Bank Indonesia akan kembali memangkas suku bunga acuannya.
BI 7-Day Repo Rate
Sumber: BI
Campuran dan Saham
Selain reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran yang memiliki portofolionya lebih dominan berisikan obligasi, juga patut untuk dipertimbangkan sebagai alternatif jenis investasi yang dipilih. Reksadana campuran itu bisa juga dipertimbangkan dalam mata uang dolar AS.
Di sisi lain rudiyanto memprediksi volatilitas reksadana saham masih akan tinggi, meskipun setelah masa PSBB (pembatasan sosial berskala besar) selesai. Hal ini karena pasar saham juga berpotensi volatil usai PSBB diperlonggar.
"Jadi untuk saat ini, kalau reksadana saham kalau dalam satu hari ada penurunan 1 persen atau lebih, kita bisa masuk secara perlahan," kata Rudiyanto.
(AM)
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.