Berita / / Artikel

AUM Reksadana Saham April 2020 Mulai Melonjak, Ini Daftar MI yang Catat Kenaikan

• 14 May 2020

an image
Petugas kebersihan melintas di depan layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang hijau menguat di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (19/3/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Secara MoM, mayoritas MI dalam daftar top 20 juara AUM reksadana saham membukukan kenaikan pada April 2020

Bareksa.com - Dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana pada April 2020 kembali bangkit dan naik, setelah pada Maret 2020 anjlok signifikan akibat sentimen dampak penyebaran wabah corona.

 

Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report April 2020 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyebut AUM reksadana pada April senilai Rp475,6 triliun, bertambah Rp4,2 triliun atau naik 0,89 persen dibandingkan Maret 2020 yang sebesar Rp471,4 triliun. Kembali naiknya AUM reksadana menunjukkan gejolak pasar finansial akibat wabah corona mulai mereda, dan kepanikan pasar mulai berkurang.


Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report April 2020

Jika dilihat secara lebih detail per jenis reksadana, hampir semua jenis reksadana menyumbang kenaikan AUM pada April 2020. Di antaranya AUM reksadana saham dari sebelumnya Rp102,2 triliun pada Maret 2020 jadi Rp105,9 triliun pada April 2020 atau bertambah sekitar Rp3,7 triliun atau 3,6 persen MoM.

Penambahan AUM reksadana saham pada April 2020 merupakan tertinggi dibandingkan reksadana lain. Meski begitu secara year to date, AUM reksadana saham anjlok 27,7 persen akibat gejolak pasar terdampak wabah corona. Secara historikal, AUM reksadana saham sempat menyentuh Rp164,7 triliun pada Desember 2018, namun menurun jadi Rp146,4 triliun akhir tahun lalu, dan semakin anjlok hanya tersisa Rp102,2 triliun pada Maret 2020.

Namun catatan AUM pada April 2020 yang mulai naik menunjukkan investor kembali mempercayakan pengelolaan dananya di reksadana saham, seiring murahnya valuasi saham di Bursa Efek Indonesia akibat dihantam sentimen negatif dampak wabah corona beberapa waktu terakhir.


Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report April 2020

Meskipun AUM reksadana saham mulai naik, namun jumlah unit reksadana saham pada April 2020 stagnan di 97,3 juta unit dibandingkan Maret 2020. 


Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report April 2020

Sedangkan jumlah produk reksadana saham pada April 2020 berkurang jadi 372 produk dari sebelumnya 373 produk pada Maret 2020.


Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report April 2020

Kinerja Top 20 MI AUM Reksadana Saham April 2020


Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report April 2020

Juara AUM reksadana saham masih ditempati PT Schroder Investment Management Indonesia (Schroders Indonesia) dengan AUM Rp18,27 triliun dan market share 5 persen pada April 2020. Posisi kedua hingga kelima, ditempati oleh Manulife AM dengan AUM Rp9,83 triliun pangsa pasar 9 persen, Ashmore Rp8,19 triliun (8 persen), Batavia PAM Rp7,72 triliun (7 persen), dan BNP AM Rp7,1 triliun (7 persen).

Dalam daftar top 20 MI, mayoritas membukukan kenaikan AUM reksadana saham secara bulanan (MoM). Kenaikan tertinggi dicatatkan oleh Manulife AM yang melonjak 10 persen, Ashmore 8 persen, TRAM 6 persen, serta Schroders Indonesia dan Mandiri Aset Manajemen yang masing-masing naik 5 persen. 

Kinerja Reksadana April 2020

Seiring kenaikan AUM reksadana saham pada April 2020, kinerja reksadana saham utamanya reksadana syariah juga paling cemerlang bulan lalu. Jenis reksadana yang halal dan sesuai hukum syariat Islam tersebut kinerjanya melampaui jenis konvensional maupun reksadana lainnya.

Indeks reksadana saham syariah di Bareksa sepanjang bulan lalu (per 30 April 2020), membukukan return 6,74 persen, melampaui indeks reksadana saham yang mencatatkan return 5,57 persen.

Kinerja cemerlang juga dicatatkan indeks reksadana campuran syariah yang membukukan return 4,77 persen sebulan per 30 April 2020, hampir dua kali lipat dari indeks reksadana campuran yang mencatat return 2,74 persen.

Indeks reksadana pasar uang syariah mencetak return 0,35 persen sebulan, juga hampir dua kali lipat dari indeks reksadana pasar uang 0,18 persen.

Sedikit berbeda indeks reksadana pendapatan tetap syariah, mencetak return 0,34 persen sebulan terakhir. Nilai return itu di bawah indeks reksadana pendapatan tetap yang mencatat return 0,84 persen sebulan.

Kinerja Indeks Reksadana di Bareksa Sebulan (per 30 April 2020)


Sumber : Bareksa

Dalam daftar 10 reksadana return tertinggi sepanjang bulan April 2020 atau per 30 April bertepatan dengan sepekan pertama pelaksanaan Ramadan, enam di antaranya ditempati oleh reksadana saham syariah. Tidak tanggung-tanggung imbal hasilnya mencapai 24,27 persen sebulan, setelah sebelumnya sempat anjlok dalam sejak awal 2020 akibat sentimen wabah corona.

Empat reksadana lainnya ditempati oleh 3 reksadana saham dan 1 reksadana campuran konvensional. Imbal hasil top 10 reksadana pada April 2020 ialah di kisaran 13,56 persen hingga 24,27 persen sebulan. 

Juara pertama ditempati oleh reksadana saham HPAM Syariah Ekuitas dengan imbal hasil 24,27 persen sebulan, kemudian hingga posisi kelima oleh Manulife Greater Indonesia Fund (19,3 persen), Avrist Equity - Amar Syariah (18,77 persen), Manulife Saham SMC Plus (18,36 persen) dan reksadana campuran HPAM Flexi Plus (17,61 persen).

Top 10 Reksadana Return Tertinggi Sebulan per 30 April 2020


Sumber : Bareksa

Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.

Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.

Sebaiknya, jenis reksadana yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.

Namun, jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).

Selalu sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan target investasi kamu.

Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report April 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Tags: