Bareksa.com - Berikut reksadana yang diperdagangkan di marketplace Bareksa dengan return tertinggi, beserta kinerja indeks benchmark periode sebulan terakhir :
Reksadana Saham
IHSG : 4 persen
Indeks Reksadana Saham : 2,33 persen
Manulife Saham SMC Plus : 12,99 persen
Indeks Reksadana Saham Syariah : 4,17 persen
Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS : 11,43 persen
Reksadana Campuran
Indeks Reksadana Campuran : 0,37 persen
HPAM Flexi Plus : 13,47 persen
Indeks Reksadana Campuran Syariah : 3,08 persen
TRIM Syariah Berimbang : 8,3 persen
Reksadana Pendapatan Tetap
Indeks Reksadana Pendapatan Tetap: -1,56 persen
Schroder USD Bond Fund : 0,92 persen
Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah : -2,23 persen
Mandiri Investa Dana Syariah : -1,43 persen
Reksadana Pasar Uang
Benchmark:
- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp100 juta dan tenor satu bulan :
> BCA : 0,395 persen per bulan
> Bank Mandiri : 0,354 persen per bulan
> BNI : 0,354 persen per bulan
> BRI : 0,354 persen per bulan
Indeks Reksadana Pasar Uang : 0,05 persen
Sucorinvest Money Market Fund : 0,56 persen
Indeks Reksadana Pasar Uang Syariah : 0,34 persen
Syailendra Sharia Money Market Fund : 0,51 persen
Ringkasan Informasi Pasar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 17 April 2020 naik 3,44 persen ke level 4.634,82. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 20/04/2020 pukul 06.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di level 8 persen, pada 17 April 2020.
Seiring dengan kenaikan IHSG, pasar obligasi negara juga menguat sehingga reksadana pendapatan tetap dapat dijadikan pilihan untuk berinvestasi. Reksadana pendapatan tetap memiliki portofolio mayoritas di efek surat utang.
Di marketplace reksadana Bareksa, terdapat dua reksadana pendapatan tetap yang mampu mencetak return 26,87 persen dan 24,63 persen dalam tiga tahun terakhir. Dua reksadana itu adalah Syailendra Pendapatan Tetap Premium dan MRS Bond Kresna yang mayoritas portofolionya adalah obligasi negara.
Reksadana Syailendra Pendapatan Tetap Premium mencetak return 26,87 persen dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan fund fact sheet periode Maret 2020, portofolio investasi reksadana ini adalah Obligasi Berkelanjutan II PTPP Tahap II Tahun 2019 Seri A (PTPP02ACN2), Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap IV Tahun 2019 Seri A (WSKT03ACN4), Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017 Seri A (SIBMTR01ACN1), Obligasi I Moratelindo Tahun 2017 Seri B (MORA01B), dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I XL Axiata Tahap II Tahun 2017 Seri E (SIEXCL01ECN2).
Sedangkan reksadana MRS Bond Kresna mencetak return 24,63 persen dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan fund fact sheet periode Februari 2020, portofolio investasi reksadana ini adalah Obligasi Berkelanjutan IV BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2018 Seri B (BFIN04BCN1), Obligasi Berkelanjutan I J Resources Asia Pasifik Tahap III Tahun 2020 (PSAB01CN3), Obligasi Berkelanjutan II Medco Energi Internasional Tahap I Tahun 2016 Seri B (MEDC02BCN1), Obligasi Berkelanjutan I Sinar Mas Multifinance Tahap III Tahun 2019 Seri B (SMMF01BCN3), dan Obligasi I Voksel Electric Tahun 2019 Seri A (VOKS01A).
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.