Berita / / Artikel

CEO Mandiri Investasi, Alvin P : akan Luncurkan Produk Terbaru Inovatif

• 06 Mar 2020

an image
Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi, Nurdiaz Alvin Pattisahusiwa, saat acara Seminar Economic Outlook 2020 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (10/12/2019). (Bareksa/A Malik)

Produk-produk investasi alternatif yang telah diterbitkan Mandiri Investasi seperti KIK EBA, KIK DINFRA, dan RDPT

Bareksa.com - Chief Executive Officer (CEO) PT Mandiri Manajemen Investasi atau Mandiri Investasi, Alvin Pattisahusiwa menyatakan Mandiri Investasi pada tahun ini akan menerbitkan produk investasi terbaru. Produk baru dimaksud sebagai langkah lanjutan Mandiri Investasi dalam memberikan disruptions kepada produk konvensional reksadana, yang telah diterbitkan lebih dahulu.

"Kami juga berencana menerbitkan produk inovatif Investasi Alternatif lainnya yaitu KIK EBA (Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset) Syariah dan DINFRA (Dana Investasi Infrastruktur) lanjutan," kata Alvin dalam keterangan tertulis yang diterima Bareksa, Kamis (5/3/2020).

Ia menjelaskan produk-produk investasi alternatif yang telah diterbitkan Mandiri Investasi seperti Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA), Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK DINFRA), dan Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT).


Sumber : Bareksa

Berdasarkan data Bareksa, produk reksadana terproteksi mendominasi produk Mandiri Investasi. Dari 215 produk reksadana Mandiri Investasi, sekitar 160 adalah produk reksadana terproteksi.

Sedangkan untuk RDPT ada 6 produk. Sementara sisanya adalah 4 reksadana campuran, 1 DIRE, 1 reksadana indeks dan ETF, 13 reksadana pasar uang, 17 reksadana pendapatan tetap, dan 13 reksadana saham.

KIK EBA
KIK EBA diluncurkan Mandiri Investasi bersama PT Garuda Indonesia dengan produknya yang diberi nama KIK EBA Mandiri GIAA01, pada 31 Juli 2018. Nilai total KIK EBA yang diluncurkan sebesar Rp2 triliun, yang terbaru menjadi 2 kelas yaitu A dan B.

KIK EBA Mandiri GIAA01 ini merupakan instrumen sekuritisasi aset keuangan yang pertama di Indonesia yang menjadikan hak pendapatan atas penjualan tiket pesawat sebagai underlying. Dalam hal ini, adalah hak pendapatan atas hasil dari penjualan tiket pesawat Garuda dengan rute Jeddah dan Madinah.

Dalam pembentukan KIK EBA Mandiri GIAA01 ini, PT Mandiri Manajemen Investasi bertindak sebagai manajer investasi, bersama dengan Maybank Indonesia sebagai bank kustodian. Sedangkan agen penjual untuk KIK EBA Mandiri GIAA01 adalah PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT CGS-CIMB Sekuritas, dan PT Danareksa Sekuritas.

KIK DINFRA
Sementara KIK DINFRA diluncurkan Mandiri Investasi pada 15 April 2019. Mandiri Investasi bersinergi dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk dalam meluncurkan KIK DINFRA. Produk KIK DINFRA yang diluncurkan bernama DINFRA Toll Road Mandiri-001.

KIK-DINFRA mirip dengan reksadana, tetapi aset dalam portofolionya berkaitan dengan infrastruktur baik secara langsung maupun tidak langsung melalui saham atau obligasi perusahaan pemilik infrastruktur. Hal ini bisa menjadi solusi alternatif bagi investor untuk berinvestasi pada aset infrastruktur secara langsung atau tidak langsung.

DINFRA Toll Road Mandiri-001 merupakan produk KIK DINFRA yang pertama kali dicatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, ditawarkan melalui penawaran umum sehingga dapat menjangkau investor institusi maupun retail.

Dalam skema DINFRA Toll Road Mandiri-001, investor menempatkan dana pada KIK DINFRA yang dikelola oleh Manajer Investasi dalam bentuk Unit Penyertaan KIK DINFRA, dana tersebut akan digunakan oleh Manajer Investasi untuk berinvestasi pada aset infrastruktur dengan membeli saham PT Jasamarga Pandaan Tol pemilik konsesi ruas jalan tol Gempol-Pandaan, yang merupakan salah satu Anak Perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, baik melalui pengambilan bagian atas penerbitan saham baru maupun dengan pembelian kepemilikan dari Jasa Marga pada PT Jasamarga Pandaan Tol.

Mandiri Investasi bertindak sebagai Manajer Investasi didukung oleh PT Mandiri Sekuritas sebagai arranger dan PT Bank Maybank Indonesia Tbk sebagai Bank Kustodian.

RDPT
Seperti sebelumnya Bareksa beritakan pada Jumat (7/2/2020), Mandiri Manajemen Investasi melalui bank kustodian telah mendaftarkan hingga lima produk reksadana ke S-Invest milik Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dalam dua bulan awal di 2020. Lima reksadana itu terdiri dari empat reksadana terproteksi dan satu reksadana penyertaan terbatas (RDPT). Perseroan melalui bank kustodian Bank DBS Indonesia juga mendaftarkan RDPT Infrastruktur Tirta Banyubiru. Reksadana ini sudah efektif per 14 Januari 2020.

Kinerja Mandiri Investasi
Alvin menjelaskan hingga akhir tahun 2019, Mandiri Investasi berhasil mencapai dana kelolaan atau asset under management (AUM) sebesar Rp44,9 Triliun. "Sementara untuk total dana kelolaan, termasuk RDPT, produk investasi alternatif, pengelolaan dana nasabah individu, serta AUM dari Mandiri Investment Management Singapore (MIMS) di akhir tahun 2019 mencatatkan total dana kelolaan sebesar Rp63,4 Triliun," kata Alvin.

"Berlatar belakang kondisi global yang cenderung positif akan menjadi modal yang baik untuk pergerakan pasar keuangan di 2020, khususnya untuk kelas aset berisiko tinggi seperti saham. Di sisi lain, diperkirakan kebijakan moneter yang cukup longgar dari bank sentral Amerika juga masih akan tetap berlanjut, sehingga Bank Indonesia (BI) masih memiliki ruang untuk melakukan satu atau dua kali pemotongan suku bunga di tahun 2020 yang akan berdampak positif bagi kelas aset pendapatan tetap," paparnya.

Nah, ia mengatakan dengan strategi tersebut di atas, Mandiri Investasi optimis targetkan dana kelolaan pada tahun ini akan tembus hingga Rp66 triliun. (hm)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Tags: