Bareksa.com - PT Trimegah Asset Management (Trimegah AM) berencana menerbitkan produk reksadana baru pada tahun ini. Direktur Utama Trimegah AM, Antony Dirga mengatakan produk reksadana terbaru yang akan dirilis Trimegah AM khususnya reksadana terproteksi.
"Trimegah Asset akan menerbitkan beberapa reksadana terproteksi karena kami melihat demand dari pasar sepertinya masih fokus seputar reksadana fixed income baik itu open end maupun terproteksi. Penerbitan reksadana terproteksi ini mungkin akan kami realisasikan pada kuartal kedua," kata Antony kepada Bareksa, Selasa (25/2).
Pada Januari 2020, Trimegah AM mencatatkan dana kelolaan Rp19,5 triliun. Dana kelolaan perseroan bertambah sekitar Rp584 miliar dibandingkan Desember 2019 yang sekitar Rp19 triliun.
Sumber: Bareksa
Antony mengatakan dengan ekonomi yang melambat, akan memberikan dampak pada industri reksadana. "Dengan segala tantangan yang dihadapi oleh industri ini sejak paruh kedua tahun lalu, risk appetite dari investor cukup menurun, belum lagi dengan adanya isu besar seperti virus corona yang juga berpengaruh ke sentimen pasar," kata dia.
Antony memperkirakan karena kondisi yang ada akan berdampak pada pertumbuhan dana kelolaan (asset under management/AUM) industri reksadana. "Kalau industri, AUM bisa bertumbuh 5 persen saja menurut saya sudah cukup baik," imbuhnya.
Laporan bulanan Industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report January 2020 menyebutkan dana kelolaan Trimegah AM pada Januari 2020 tercatat tumbuh 8 persen secara year on year (YOY) dan secara year to day (YTD) tumbuh 3 persen.
Di sisi lain, pada periode sama, unit produk yang ditawarkan Trimegah AM tumbuh 11 persen YOY dan tercatat tumbuh 5 persen secara YTD.
Sumber: Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report January 2020
Pertumbuhan AUM maupun unit produk Trimegah pada Januari 2020, tercatat masih jauh lebih tinggi dibandingkan AUM industri reksadana pada Januari. AUM industri reksadana pada Januari 2020 tercatat minus 0,9 persen (YTD) menjadi Rp537,3 triliun dari sebelumnya Rp542,2 triliun.
Sementera pertumbuhan unit yang ditawarkan industri reksadana hanya tumbuh 0,76 persen menjadi 428 miliar pada Januari 2020 dari sebelumnya 424,8 miliar unit.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report January 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Selain itu, reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.