Bareksa.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memantau sebanyak 62 bank benchmark suku bunga simpanan rupiah masih dalam tren penurunan. Data LPS menyebut, sepanjang 23 Desember 2019 sampai 22 Januari 2020, suku bunga simpanan turun 8 bps menjadi 5,28 persen. Catatan itu turun dari periode observasi sebelumnya (12 November 2019 – 9 Desember 2019) yang sebesar 5,36 persen.
“Suku bunga simpanan perbankan masih menunjukkan tren penurunan meski dengan laju yang lebih lambat pasca berakhirnya tren penurunan suku bunga kebijakan moneter pada Oktober 2019,” ujar Sekretaris LPS Muhamad Yusron melalui keterangan tertulis, Jumat, 24 Januari 2020.
Dewan Komisioner LPS juga memangkas bunga penjaminan rupiah menjadi 6 persen di bank umum, dan 8,5 persen di bank perkreditan rakyat (BPR). Adapaun tingkat penjaminan simpanan valas dipertahankan 75 persen. Tingkat bunga penjaminan ini berlaku sejak 25 Januari 2020 hingga 29 Mei 2020.
Tren penurunan suku bunga perbankan, membuat imbal hasil reksadana semakin lebih untung dari deposito. Top 5 reksadana pendapatan tetap di Bareksa, mencatatkan imbal hasil (return) 15,93 persen hingga 17,46 persen dalam setahun terakhir (per 23 Januari 2020).
Reksadana Pendapatan Tetap Return Tertinggi di Bareksa (per 23 Januari 2020)
Sumber: Bareksa
Sementara jika Anda tertarik untuk berinvestasi di reksadana pasar uang, potensi imbal hasil yang diberikan juga layak untuk dipertimbangkan. Di mana, top 5 reksadana pasar uang di Bareksa, mencatatkan imbal hasil (return) 6,73 persen hingga 7,44 persen dalam setahun (per 23 Januari 2020).
Reksadana Pasar Uang Return Tertinggi di Bareksa (per 23 Januari 2020)
Sumber: Bareksa
Potensi lebih besar
Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.
Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada di dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank. Ada baiknya, jenis reksadana yang dipilih disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.
Sementara jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).
Reksadana pendapatan tetap ialah jenis reksadana yang menempatkan mayoritas investasinya ke dalam instrumen surat utang (obligasi) dan produk pasar uang. Portofolio reksadana pendapatan tetap minimal 80 persen, harus terdiri dari surat utang, sedangkan sisanya merupakan produk pasar uang.
Meski reksadana pendapatan tetap sebagian besar portofolionya berisi surat utang (obligasi), reksadana ini tidak dikenal dengan nama reksadana obligasi. Reksadana pendapatan tetap juga bukan berarti bahwa investor akan mendapatkan pendapatan tetap.
Akan tetapi, reksadana pendapatan tetap diberikan karena reksadana ini berinvestasi pada instrumen surat utang (obligasi) yang memberikan pendapatan tetap secara berkala dalam bentuk kupon. Karena itu, reksadana ini lebih dikenal dengan reksadana pendapatan tetap (fixed income fund). Reksadana pendapatan tetap cocok untuk investor yang berprofil risiko moderat yang bisa menerima sedikit fluktuasi nilai investasi dengan jangka waktu investasi 1-3 tahun.
Adapun reksadana pasar uang berinvestasi dalam instrumen pasar uang, yaitu deposito dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari setahun. Reksadana jenis ini bisa mengungguli deposito, bank karena dana yang dikumpulkan manajer investasi bisa mendapatkan rate (suku bunga) lebih tinggi dibandingkan uang yang dimasukkan secara individu ke bank. Jangka waktu investasi untuk reksadana pasar uang adalah jangka pendek atau di bawah 1 tahun.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.