Reksadana Hari Ini : IHSG Bangkit, Dua Reksadana Pasar Uang Ini Untung

Bareksa • 08 Jan 2020

an image
Ilustrasi investasi reksadana saham obligasi surat berharga negara yang digambarkan dengan uang koin receh di dalam beberapa toples wadah kaca dengan tanaman pohon hijau bertumbuh

Sucorinvest Money Market Fund dan Prospera Dana Lancar mencetak return 22,44 persen dan 21,98 persen dalam tiga tahun

Bareksa.com - Berikut reksadana yang diperdagangkan di marketplace Bareksa dengan return tertinggi, beserta kinerja indeks benchmark periode sebulan terakhir :

Reksadana Saham

IHSG : 1,49 persen
Indeks Reksadana Saham : -2,15 persen
Manulife Greater Indonesia Fund : 4,01 persen

Indeks Reksadana Saham Syariah : -8,07 persen
Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS : 5,12 persen

Reksadana Campuran

Indeks Reksadana Campuran : 0,19 persen
Setiabudi Dana Campuran : 3,79 persen

Indeks Reksadana Campuran Syariah : -0,67 persen
Simas Syariah Berkembang : 2,79 persen

Reksadana Pendapatan Tetap

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap: 0,39 persen
MRS Bond Kresna : 1,04 persen

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah : 0,4 persen
Manulife Syariah Sukuk Indonesia : 0,86 persen

Reksadana Pasar Uang

Benchmark:
- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp100 juta dan tenor satu bulan :
> BCA : 0,395 persen per bulan
> Bank Mandiri : 0,354 persen per bulan
> BNI : 0,354 persen per bulan
> BRI : 0,354 persen per bulan

Indeks Reksadana Pasar Uang : 0,33 persen
Capital Money Market Fund : 0,73 persen

Indeks Reksadana Pasar Uang Syariah : 0,55 persen
Capital Sharia Money Market : 0,58 persen

Ringkasan Informasi Pasar

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 07 Januari 2020 naik 0,35 persen ke level 6.279,35. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 08/01/2020 pukul 06.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat pada level 7,2 persen, pada 07 Januari 2020.

Seiring dengan kenaikan IHSG, di marketplace reksadana Bareksa, terdapat dua reksadana pasar uang yang mampu mencetak return 22,44 persen dan 21,98 persen dalam tiga tahun terakhir. Dua reksadana itu adalah Sucorinvest Money Market Fund dan Prospera Dana Lancar.

Reksadana Sucorinvest Money Market Fund mencetak return 22,44 persen dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan fund fact sheet periode November 2019, portofolio investasi reksadana ini adalah deposito TD BRI Agro, TD BPD Jateng, Obligasi PT Indosat Tbk, Obligasi PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) Tbk, dan Obligasi PT Pupuk Indonesia (Persero).

Reksadana Prospera Dana Lancar mencetak return 21,98 persen dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan fund fact sheet periode November 2019, portofolio investasi reksadana ini adalah Obligasi Berkelanjutan III Indosat Tahap II Tahun 2019 Seri A (ISAT03ACN2), Obligasi Berkelanjutan I Sarana Multigriya Finansial Tahap VII Tahun 2017 Seri B, Obligasi Berkelanjutan Indonesia EximBank II Tahap V Tahun 2015 Seri C (BEXI02CCN5), Obligasi Berkelanjutan III AMDF Tahap I Tahun 2015 Seri B, dan Obligasi Berkelanjutan II Sumber Alfaria Trijaya Tahap I Tahun 2017 (AMRT02CN1).

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

(AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.