Bareksa.com – Reksadana ini merupakan salah satu jenis reksadana cocok bagi kita yang ingin berinvestasi dengan risiko rendah. Reksadana itu adalah reksadana pasar uang.
Reksadana pasar uang ialah reksadana yang melakukan investasi 100 persen pada instrumen pasar uang serta surat utang jangka pendek (jatuh tempo di bawah 1 tahun). Karena investasinya dilakukan pada instrumen tersebut, maka risikonya paling rendah dibandingkan dengan jenis reksadana lainnya tetapi menghasilkan tingkat pengembalian yang rendah pula.
Untuk berinvestasi reksadana pasar uang, sebagian besar manajer investasi akan menyarankan jangka waktu pendek alias berkisar 1 tahun.
Di marketplace reksadana Bareksa, setidaknya ada dua reksadana pasar uang yang return nya tertinggi di antara produk sejenis. Reksadana tersebut adalah Sucorinvest Money Market Fund dan Mega Dana Kas. Salah satu yang menarik dari dua reksadana itu adalah memberikan return yang sama secara yea to date.
Baik Sucorinvest Money Market Fund dan Mega Dana Kas memberikan return 7,17 persen secara year to date. Bahkan, return secara 1 tahun pun hampir serupa. Sucorinvest Money Market Fund punya return 1 tahun 7,35 persen, sementara Mega Dana Kas 7,36 persen.
Kamu tim reksadana yang mana?
Berikut adalah perbandingan kedua reksadana tersebut.
Sucorinvest Money Market Fund
Produk racikan Sucorinvest Asset Management ini lahir pada 20 Oktober 2014. Kini, produk tersebut mengelola dana Rp4,43 triliun.
Sucorinvest Money Market Fund bertujuan untuk mengoptimalkan tingkat keuntungan secara konsisten dan memberikan tingkat likuiditas yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan dana tunai dalam waktu yang singkat. Kebijakan investasi produk ini 100 persen di pasar uang, termasuk obligasi dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun.
Sumber: Bareksa.com
Per November 2019, reksadana ini memiliki portofolio 59,98 persen obligasi dan 40,02 persen pasar uang. Dari alokasi aset yang ada, top 5 portofolio investasi reksadana Sucorinvest Money Market Fund antara lain deposito BRI Agro, deposito BPD Jateng, obligasi PT Indosat Tbk, obligasi PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), dan obligasi PT Pupuk Indonesia (Persero).
Mega Dana Kas
Reksadana racikan Mega Capital Investama ini berdiri pada 11 September 2006 dan telah mengelola dana Rp410,83 miliar. Mega Dana Kas memiliki tujuan investasi memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi yang stabil dan berkesinabungan dengan risiko yang relatif kecil dan moderat melalui investasi yang terdiversifikasi pada instrumen pasar uang.
Kebijakan investasi reksadana ini maksimum 100 persen pada instrumen pasar uang.
Sumber: Bareksa.com
Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sementara itu, reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang melakukan investasi pada jenis instrumen investasi pasar uang dangan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun.
Bentuk instrumen investasinya dapat berupa time deposit (deposito berjangka), certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan berbagai jenis instrumen investasi pasar uang lainnya.
Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Risikonya relatif paling rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya.
Demi kenyamanan berinvestasi pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko kamu.
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.