Bareksa.com - Fluktuasi atau naik turun nilai tukar rupiah nampaknya masih terus berlanjut. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tercatat melemah pada perdagangan pasar spot hari ini (4/14) yakni Rp14.120 per dolar AS.
CNBC Indonesia menyebutkan, nilai tukar rupiah pada hari ini (4/12/2019) melemah 0,14 persen dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan pada Selasa kemarin (3/12). Tercatat, sebelumnya rupiah bahkan sempat menyentuh Rp14.125 per dolar AS.
Sumber: CNBC Indonesia
Nah, apakah fluktuasi rupiah bikin kamu ragu untuk mulai berinvestasi khususnya di reksadana? Sebaiknya tidak, sebab menyimpan uangmu dalam bentuk tabungan saja tidak cukup untuk menyiapkan penopang yang kuat bagi keuanganmu di hari tua.
Panji Harsanto, konsultan perencanaan keuangan, mengatakan jika kamu investor pemula yang telah memutuskan untuk berinvestasi di reksadana, maka reksadana pasar uang bisa jadi pilihan terbaik.
"Untuk pemula atau yang baru mau coba-coba investasi di reksadana, bisa ke pasar uang karena kurun waktu investasinya bisa 3 hingga 6 bulan dan paling lama 1 tahun," kata Panji ketika dihubungi Bareksa.
Sumber: CNBC Indonesia
Dia menyarankan, jika kamu yang merupakan investor pemula masih ragu pada potensi reksadana pasar uang yang telah dipilih, sebaiknya melakukan evaluasi setelah tiga bulan berjalan.
"Evaluasi keuangan termasuk pada investasi baiknya dilakukan per semester (6 bulan), tapi jika masih pemula dan berinvestasi di reksadana pasar uang bisa melihat per 3 bulan," kata Panji.
Investasi Mulai Rp10.000
Seperti halnya yang berlaku pada jenis reksadana lain, pencairan dana di reksadana pasar uang juga dapat ditarik kapan pun dan proses pencairannya mudah yang bisa dilakukan secara online. Investasi tersebut bisa kamu lakukan di Bareksa, marketplace investasi terintegrasi pertama di Indonesia.
Investasi awal reksadana pasar uang, juga tidak perlu menunggu kamu memiliki uang banyak. Nilai minimal investasi reksadana pasar uang mulai Rp10.000, Rp50.000 atau Rp100.000. Jadi, investasi di reksadana pasar uang sejatinya bisa dilakukan oleh siapapun.
Tapi, terlepas dari sejumlah kelebihan risiko reksadana pasar uang, perlu juga diperhatikan risiko imbal hasil yang tidak bisa ditentukan dan risiko likuiditas yang harus dijual terlebih dahulu. Makanya, reksadana pasar uang bisa menjadi pilihan bagi investor pemula.
Reksadana pasar uang bisa membantu investor memahami mekanisme kerja reksadana sebelum pindah ke instrumen yang lebih sophisticated, namun dengan risiko lebih besar, seperti reksadana campuran atau reksadana saham.
Simulasi Investasi
Misalkan saja, kamu mau mulai belajar berinvestasi di reksadana pasar uang per bulannya Rp300.000 atau setara Rp10.000 per hari. Nah, misalkan lagi kamu memutuskan berinvestasi di Bareksa secara rutin dalam 1 tahun.
Berdasarkan data Bareksa, top 5 reksadana pasar uang berhasil membukukan return 6,78 persen hingga 7,33 persen (per 3 Desember 2019). Jika dirata-ratakan imbal hasilnya 7,07 persen dalam satu tahun.
Top 5 Reksadana Pasar Uang Return Tertinggi 1 Tahun (per 3 Desember 2019)
Sumber : Bareksa
Nah, jika kamu menggunakan Kalkulator Investasi Bareksa dengan memasukkan jangka waktu 24 bulan dan return yang diharapkan 7,07 persen per tahun, maka hasilnya akan tampak seperti berikut ini :
Sumber : Bareksa
Dari hasil penghitungan Kalkulator Investasi Bareksa, dalam 1 tahun, dana pokok investasi yang berhasil kamu kumpulkan mencapai Rp3,6 juta.
Tidak hanya itu, karena kamu menempatkan investasi di reksadana pasar uang, maka berpotensi meraih imbal hasil Rp224.382. Sehingga total dana pokok dan imbal hasil investasi yang berhasil kamu kumpulkan mencapai Rp3.824.382.
Sumber : Bareksa
Dengan besaran dana itu, bisa mempertebal pundi-pundimu dan atau menambah modalmu buat beli sesuatu yang kamu inginkan. Berinvestasi bisa jadi pilihan kamu untuk terus menjaga kestabilan pertumbuhan keuangan. Tertarik untuk mencoba?
Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.
Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Reksadana pasar uang menempatkan dananya di instrumen pasar uang. Beberapa daftar produk investasi yang dibeli oleh manajer investasi dalam portofolio rekadana pasar uang antara lain deposito berjangka, sertifikat deposito (negotiable certificates of deposit), surat berharga pasar uang, surat pengakuan utang, Sertifikat Bank Indonesia, surat berharga komersial (commercial paper) yang telah diperingkat oleh perusahaan pemeringkat efek, obligasi yang jatuh temponya kurang dari 1 (satu) tahun dan instrumen pasar uang lainnya.
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.