Bareksa.com - Sebagai seorang calon investor terutama yang awam soal produk investasi reksadana, merupakan hal yang wajar jika kita merasa bingung menentukan jenis investasi reksadana yang dinilai paling menguntungkan.
Di antara banyaknya produk investasi reksadana, reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap adalah dua produk yang bisa menjadi pertimbangan. Keduanya bersaing untuk menunjukkan kinerja yang baik dan berusaha menggaet para investornya.
Tetapi, seperti apa sesungguhnya “persaingan” antara kedua produk tersebut? Mana yang lebih banyak memberi kita keuntungan?
Kenali Karakteristik Produk Investasi
Sebelum menjawabnya, satu hal penting pertama yang perlu kita pertimbangkan saat memilih satu di antara dua produk reksadana ini adalah jenis instrumen investasi yang digunakan. Sebab jenis instrumen investasi yang digunakan akan berdampak langsung pada keuntungan yang akan kita dapatkan.
Reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap adalah dua jenis reksadana yang memiliki perbedaan karakteristik yang cukup jauh.
Pada reksadana saham, mayoritas instrumen aset dalam portofolio manajer investasi ialah saham. Dana investasi kita akan dialokasikan pada aktivitas transaksi jual dan beli saham.
Nantinya, keuntungan yang didapat berasal dari selisih kenaikan harga jual dan beli (capital gain) saham. Sebaliknya, angka kerugian didapat dari selisih penurunan harga jual dan beli (capital loss) saham. Harga jual beli saham yang fluktuatif menjadi risiko tersendiri yang akan kita tanggung saat berinvestasi reksadana saham.
Sementara itu, pada reksadana pendapatan tetap, mayoritas instrumen aset dalam portofolio manajer investasi adalah efek utang atau obligasi. Obligasi bisa diterbitkan oleh korporasi maupun pemerintah.
Risiko pada reksadana pendapatan tetap ialah harga obligasi yang bisa naik atau turun, yang sangat bergantung pada perubahan tingkat suku bunga acuan, rating atau kemampuan bayar yang dimiliki suatu perusahaan, hingga pengaruh permintaan dan penawaran di pasar.
Kenali Tujuan Investasi
Perbedaan berikutnya yang cukup mencolok pada dua produk reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap ialah tujuan investasi.
Reksadana saham memiliki metode dan cara kerja yang bertujuan untuk investasi jangka panjang, setidaknya di atas 5 tahun. Hal ini disebabkan oleh saham yang merupakan instrumen investasi yang mengalami fluktuasi sangat tinggi. Namun, jika dilakukan dalam jangka waktu panjang, kita bisa mendapat imbal hasil yang tinggi dan meminimalisir risiko fluktuasi.
Sementara itu, reksadana pendapatan tetap bertujuan untuk menghasilkan tingkat imbal hasil yang stabil. Hal ini kembali pada instrumen yang digunakan, yaitu surat utang atau obligasi yang dapat memberikan keuntungan berupa kupon secara rutin. Investasi ini cocok untuk dilakukan dalam jangka waktu pendek hingga menengah, yakni antara 1– 3 tahun.
Kenali Imbal Hasil dan Risiko
Pertimbangan penting berikutnya saat ingin memilih produk investasi adalah imbal hasil dan risiko. Pada reksadana saham, nilai imbal hasil memang cenderung lebih tinggi. Tetapi, investasi ini juga memiliki risiko yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh fluktuasi saham yang tidak bisa diprediksi. Keuntungan dan kerugian bisa berada pada titik tertinggi dan terendah.
Masalah dan risiko fluktuasi yang serupa juga terjadi pada reksadana pendapatan tetap, yakni pada harga obligasi yang bisa saja naik dan turun. Penyebabnya tentu saja adalah tingkat suku bunga yang naik dan turunnya dipengaruhi oleh angka inflasi.
Jika dibandingkan, kedua jenis reksadana ini memang menawarkan keuntungan dan risiko yang sama; yakni sama-sama bergantung pada naik dan turunnya harga saham dan obligasi. Namun pilihan terbaik kembali bergantung pada apa tujuan investasi kita, apakah untuk jangka panjang atau jangka pendek. Selamat memilih dan berinvestasi!
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.