Bareksa.com - Setelah Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke 5 persen, potensi pasar obligasi pun semakin menarik. Hal ini juga bisa mendorong kinerja reksadana pendapatan tetap yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah obligasi atau efek bersifat utang.
Menariknya pasar obligasi ini juga terlihat dari derasnya aliran dana asing yang masuk ke Indonesia melalui surat utang negara. Kondisi tersebut juga berkaitan dengan yield (imbal hasil) obligasi Indonesia yang semakin menarik, seiring dengan penurunan suku bunga acuan yang keempat kalinya dalam empat bulan terakhir.
Mengutip data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR), dalam sepekan terakhir, aliran dana asing masuk ke pasar obligasi Indonesia mencapai Rp3,01 triliun. Sehingga, kepemilikan investor asing per 17 Oktober 2019 mencapai Rp1.036,54 triliun, rekor tertinggi sepanjang masa.
Yield (imbal hasil) obligasi negara bertenor 10 tahun, yang menjadi acuan pasar, masih terjaga di kisaran 7,14 persen per 17 Oktober 2019, jauh lebih rendah dibandingkan dengan 8,01 persen pada awal tahun. Yield turun semakin rendah menandakan harga yang semakin tinggi di pasar karena mengindikasikan banyaknya permintaan.
Kondisi di pasar obligasi ini akan memberikan dampak positif, terutama jenis reksadana pendapatan tetap. Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya ditempatkan dalam surat utang atau obligasi, baik korporasi maupun negara.
Reksadana ini sering juga disebut sebagai fixed income fund karena menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari asetnya dalam bentuk efek utang atau obligasi yang memberikan return secara rutin.
Di tengah tren suku bunga turun ini, reksadana pendapatan tetap terbaik yang ada di marketplace investasi Bareksa bisa tumbuh tinggi. Bahkan, ada yang mencatat imbal hasil (return) 17,46 persen dalam setahun terakhir.
Lima reksadana pendapatan tetap dengan return tertinggi di Bareksa setahun terakir (per 24 Oktober 2019) adalah Syailendra Fixed Income Fund, Victoria Obligasi Negara, TRAM Strategic Plus, Kehati Lestari, dan Manulife Obligasi Negara Indonesia II. Rincian lengkap pertumbuhan produk-produk ini bisa dilihat dalam tabel.
Top 5 Reksadana Pendapatan Tetap Return Tertinggi Setahun (per 24 Oktober 2019)
Sumber: Bareksa.com
Perlu diingat, reksadana pendapatan tetap memiliki risiko yang moderat dengan potensi keuntungan yang moderat dan cocok untuk investasi jangka pendek hingga menengah. Untuk kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.