Nadiem Makarim Disebut Jadi Calon Menteri, Ini Jika Uangnya Dibelikan Reksadana

Bareksa • 22 Oct 2019

an image
Pendiri dan CEO GOJEK, Nadiem Makarim, melambaikan tangannya saat berjalan memasuki Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019). Presiden Joko Widodo akan memperkenalkan jajaran kabinet barunya hari ini usai dilantik Ahad (20/10/2019) untuk masa jabatan keduanya bersama Wapres Ma'ruf Amin. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/wsj

Kekayaan Nadiem ditaksir mencapai US$100 juta atau sekitar Rp1,4 triliun

Bareksa.com - Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin resmi menjabat sebagai presiden dan wakil presiden RI setelah mengucapkan sumpah jabatan pada Ahad (20/10/2019).

Rencananya pembantu presiden atau menteri akan diumumkan hari Senin kemarin. Salah satu yang sudah hadir dengan menggunakan kemeja putih adalah Nadiem Makarim.

Senin (21/10/2019), Nadiem tiba pukul 10.15 WIB mengenakan kemeja putih panjang dan langsung mengendai mobil golf (golf car). Berdasarkan rumor yang beredar, Nadiem Makarim diprediksi akan menempati posisi Menteri Ekonomi Digital.

"Saya dipanggil ke Presiden," ujar Nadiem singkat waktu ditanya alasan hadir di Istana Presiden, Senin (21/10/2019).

Siapa Nadiem Makarim? Nadiem Makarim adalah sosok yang sangat identik dengan GOJEK. Dibentuk hampir satu dekade lalu, perusahaan rintisan yang dibangun oleh Nadiem dan kawan-kawan kini telah menjadi decacorn, sebuah julukan bagi startup yang memiliki valuasi di atas US$10 miliar.

Sepak terjang GOJEK tak cuma di dalam negeri, aplikasi ini tengah berupaya ekspansi ke Malaysia. Sebelumnya, mereka sukses merambah bisnis ke Singapura, Vietnam dan Thailand.

Nadiem memiliki beberapa penghargaan sepanjang menahkodai GOJEK selama satu dekade terakhir. Dilansir Kompas.com, Nadiem Makarim menjadi orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan “Asian of The Year” dari The Strait Times.

Ia menyabet penghargaan bergengsi tersebut pada 2012. Nadiem menyatakan, penghargaan tersebut diperoleh seiring dengan fokus GOJEK untuk meningkatkan kesejahteraan sektor informal.

Di saat yang sama, langkah mereka bisa membantu kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia dengan mengubah pasar dan model bisnis yang selama ini berlaku.

Penghargaan “Asian of the Year” diberikan kepada individu atau sekelompok individu yang berkontribusi secara signifikan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di negaranya atau di Asia.

Selain itu, Nadiem juga pernah masuk ke daftar sosok paling menginspirasi dalam 2018 Bloomberg 50.

Daftar tersebut terdiri dari orang-orang yang terlibat dalam dunia bisnis dan keuangan, entertainment, politik hingga teknologi dan ilmu pengetahuan di mana sosoknya bisa membawa perubahan besar di tahun 2018.

Dilansir Kompas.com, rilis penghargaan itu menyebut, GOJEK yang dibangun oleh Nadiem telah mengubah kehidupan masyarakat Indonesia dalam waktu yang cepat.

“Tidak ada aplikasi lain yang telah mengubah kehidupan di Indonesia dengan cepat seperti GOJEK. Kemudian tahun 2015 yang berkembang fokusnya tidak hanya pada pemesanan sepeda motor (ojek), tetapi juga menjadi cara untuk membayar tagihan, memesan makan, atau menjadwalkan pembersihan rumah,” tulis laporan itu.

Harta Kekayaan Nadiem Makarim

Dilansir Tribun Style, nama Nadiem Makarim masuk dalam daftar 5 miliarder terkaya Indonesia dengan usia kisaran angka 30 tahun.

Dirilis dari Globe Asia tahun 2018, kekayaan Nadiem Makarim ditaksir mencapai US$100 juta atau sekitar Rp1,4 triliun. Secara global, peringkat Nadiem Makarim dalam daftar tersebut adalah di urutan ke-150.

Simulasi Reksadana

Berbicara mengenai kekayaan yang dimilikinya saat ini, dengan kekayaan sebesar itu, secara kasat mata Nadiem sudah bisa pensiun muda jika ia ingin melakukannya.

Namun, bagaimana jika semisal 10 persen dari kekayaan Nadiem diinvestasikan ke dalam instrumen reksadana saham, akan jadi seperti apa hasilnya? Berikut simulasinya.


Sumber: Bareksa

Sebagai gambaran, kinerja reksadana saham dalam 10 tahun terakhir menunjukkan hasil sangat memuaskan. Berdasarkan data reksadana saham yang dijual di Bareksa, 5 produk reksadana saham dengan return tertinggi jika dirata-ratakan memberikan return 133,97 persen dalam 10 tahun terakhir atau 13,4 persen per tahun.

Jika kita asumsikan return tersebut untuk investasi reksadana saham dari 10 persen kekayaan Nadiem yakni Rp140 miliar untuk 10 tahun ke depan, maka hasilnya akan tampak sebagai berikut :


Sumber: Bareksa

Dengan menggunakan Kalkulator Investasi Bareksa, maka sebagian kecil kekayaan Nadiem yang disisihkan yang kemudian ditabung di reksadana selama 10 tahun, nilainya naik menjadi Rp504,66 miliar.

Luar Biasa! Dengan tambahan aset sebanyak itu, sudah tidak terbayangkan lagi akan seperti apa kekayaan Nadiem di masa tuanya.

Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Reksadana saham merupakan jenis reksadana yang minimal 80 persen isi portofolionya adalah instrumen aset saham. Reksadana jenis ini cocok untuk tujuan jangka panjang (di atas 5 tahun) dan bagi investor yang bertipikal tinggi (risk taker) dalam menghadapi risiko.

Maka itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang. Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.