Bareksa.com - Nico Purnomo (Nico Po) cukup hangat diperbincangkan pelaku pasar dalam beberapa waktu terakhir. Namanya menjadi buah bibir lantaran menjadi miliarder baru Indonesia sebagaimana diberitakan oleh Bloomberg.
Sekadar informasi, Nico Po merupakan direktur utama PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL) sekaligus pemilik 85 persen saham perusahaan properti yang didirikan oleh sang ayah, Po Sun Kok.
Mengutip Bloomberg, Nico Po disebut-sebut memiliki kekayaan bersih mencapai US$3,6 miliar atau setara Rp50,81 triliun (asumsi nilai tukar Rp14.113 per dolar AS).
Lonjakan kekayaan pria berusia 37 tahun tersebut disebabkan oleh saham POLL yang dalam beberapa waktu terakhir mengalami kenaikan harga yang sangat fantastis. Dalam 3 bulan terakhir, harga saham emiten properti tersebut telah meroket hingga 536,36 persen.
Meroketnya saham POLL tak terlepas dari capaian kinerjanya yang memang terbilang memuaskan sejauh ini. Hingga semester I 2019, POLL berhasil mencetak laba bersih Rp35,86 miliar alias meroket 200,52 persen dibandingkan capaian di periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp11,93 miliar.
Atas keberhasilnya memimpin Pollux Properti Indonesia tumbuh semakin besar, Nico Po meraih penghargaan sebagai CEO of The Year 2019 dalam ajang Indonesia Property & Bank Award (IPBA) 2019 ke XIV.
Pollux dinilai menjadi salah satu pengembang yang mengalami pertumbuhan cukup cepat melalui berbagai portofolionya yang tersebar di beberapa lokasi.
Dikutip dari situs web resmi perusahaan pollux.co.id, Nico yang saat ini baru berusia 37 tahun resmi menjadi Direktur Utama Pollux Properti sejak 2006. Dia juga pernah menjabat Chief Executive Officer Golden Flower Group Real Estate Singapore (Januari 2003-Maret 2008) dan saat ini juga menjabat sebagai Chief Executive Pollux Properties Ltd (sebelumnya bernama Shinning Corporation Ltd) di Singapura (Maret 2008 – saat ini).
Nico juga menjabat direktur utama di sejumlah perusahaan yakni PT Mega Kuningan Pinnacle dan PT Pelita Bara Persada serta sederet perusahaan lainnya. Dia mendapatkan gelar The Honorary Doctorate, Jurusan Business Administration dari InterAmerican University pada 2011, lulusan Bachelor of Computing di National University of Singapore pada 2003, serta lulusan St. Andrew Junior College di Singapura pada 1999.
Nico Purnomo (kiri) saat acara topping off ceremony (penutupan atap) untuk Erlesen Tower Meistestadt Batam (sumber : pollux.co.id)
Simulasi Reksadana
Berbicara mengenai kekayaan yang dimilikinya saat ini, dengan kekayaan sebesar situ secara kasat mata Nico Po sudah bisa pensiun muda jika ia ingin melakukannya. Namun, bagaimana jika semisal 10 persen dari kekayaan Nico Po diinvestasikan ke dalam instrumen reksadana saham, akan jadi seperti apa hasilnya? Berikut simulasinya.
Sumber: Bareksa
Sebagai gambaran, kinerja reksadana saham dalam 10 tahun terakhir menunjukkan hasil sangat memuaskan. Berdasarkan data reksadana saham yang dijual di Bareksa, 5 produk reksadana saham dengan return tertinggi jika dirata-ratakan memberikan return 135,64 persen dalam 10 tahun terakhir atau 13,56 persen per tahun.
Jika kita asumsikan return tersebut untuk investasi reksadana saham dari 10 persen kekayaan Nico Po yakni Rp5,08triliun untuk 10 tahun ke depan, maka hasilnya akan tampak sebagai berikut :
Sumber: Bareksa
Dengan menggunakan Kalkulator Investasi Bareksa, maka sebagian kecil kekayaan Nico Po yang disisihkan yang kemudian ditabung di reksadana selama 10 tahun, nilainya naik menjadi Rp18,31 triliun.
Luar Biasa! Dengan tambahan aset sebanyak itu, sudah tidak terbayangkan lagi akan seperti apa kekayaan Nico Po di masa tuanya.
Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana saham merupakan jenis reksadana yang minimal 80 persen isi portofolionya adalah instrumen aset saham. Reksadana jenis ini cocok untuk tujuan jangka panjang (di atas 5 tahun) dan bagi investor yang bertipikal tinggi (risk taker) dalam menghadapi risiko.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.