Bareksa.com – Pertumbuhan dana kelolaan alias asset under management (AUM) reksadana saham turun semakin dalam hingga September 2019. Mengacu data Bareksa: Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report September 2019, AUM reksadana saham turun 6,69 persen dari posisi akhir 2018 yang sebesar Rp164,7 triliun menjadi Rp153,7 triliun.
Meski begitu, tidak semua manajer investasi mengalami penurunan AUM. Dari 20 besar manajer investasi dengan dana kelolaan reksadana saham terbesar, tercatat ada tiga manajer investasi dengan pertumbuhan AUM reksadana saham lebih dari 50 persen secara year to date.
Dari daftar itu, di antaranya adalah Emco Asset Management, Minna Padi Asset Management, dan Sucorinvest Asset Management.
Data Bareksa menunjukkan, AUM reksadana saham Emco AM naik paling tinggi atau mencapai 151 persen secara ytd menjadi Rp2,77 triliun, Minna Padi AM naik 54 persen menjadi Rp5,68 triliun, dan Sucorinvest naik 52 persen menjadi Rp2,31 triliun.
MI dengan Pertumbuhan Reksadana Saham Tertinggi per September 2019
Sumber: Bareksa: Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report September 2019
Untuk mengetahui produk apa saja yang dimiliki tiga manajer investasi itu, berikut ulasannya:
Emco AM
Manajer investasi hasil pemisahan kegiatan usaha Manajer Investasi PT Makinta Sekurities sebenarnya tidak punya banyak produk reksadana saham. Data Bareksa mencatat, Emco AM hanya memiliki tiga produk reksadana saham.
Dari produk yang ada, reksadana saham Emco AM dengan dana kelolaan terbesar adalah Emco Mantap dengan nilai Rp1,63 triliun. Emco Mantap bertujuan untuk memperoleh pertumbuhan investasi jangka panjang yang menarik dengan melakukan investasi ke dalam instrumen investasi secara baik pada saham-saham yang berkapitalisasi pasar besar, menengah maupun kecil, yang mempunyai prospek baik secara teknikal, fundamental dan menjalankan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
NAB/Unit Emco Mantap Periode 28 Desember 2018 – 30 September 2019
Sumber: Bareksa.com
Kebijakan investasi produk ini minimum 80 persen dan maksimum 100 persen dalam ekuitas dan maksimum hingga 20 persen dalam instrumen pasar uang.
Adapun top 5 portofolio investasi Emco Mantap per Juni 2019 antara lain saham PT Armidian Karyatama Tbk (ARMY), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT MD Pictures Tbk (FILM), PT Sentul City Tbk (BKSL), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
Minna Padi AM
Manajer investasi yang merupakan anak perusahaan dari PT Minna Padi Investama Tbk hanya memiliki 5 produk reksadana saham. Dari daftar yang ada, produk Minna Padi Pringgodani Saham menjadi yang paling besar dana kelolaannya dengan nilai Rp2,41 triliun.
Produk ini bertujuan untuk mendapatkan tingkat penghasilan yang terus menerus dalam jangka menengah dan panjang dengan kebijakan investasi minimum 80 persen dan maksimum 100 persen pada ekuitas serta 0 persen dan maksimum 20 persen pada efek bersifat utang.
AUM Minna Padi Pringgodani Saham Periode Januari 2018 – September 2019
Sumber: Bareksa.com
Dari portofolio investasi yang ada, top 5 Minna Padi Pringgodani Saham per September 2019 antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).
Sucorinvest
Manajer investasi yang merupakan anak perusahaan dari Sucorinvest Group juga punya 5 produk reksadana saham. Tapi, dari 5 produk yang ada, Sucorinvest Equity Fund menjadi yang paling besar dana kelolaannya atau mencapai Rp1,67 triliun.
Sucorinvest Equity Fund bertujuan untuk mengoptimalkan tingkat keuntungan jangka panjang dengan melakukan investasi pada saham dengan minimum 60 persen dari keseluruhan ekuitas yang diinvestasikan pada saham-saham LQ45 dengan kebijakan investasi 80 persen dalam ekuitas (60 persen merupakan saham LQ45) dan antara 0 persen sampai 20 persen instrumen pasar uang.
AUM Sucorinvest Equity Fund Periode Mei 2012-Juli 2019
Sumber: Bareksa.com
Dari portofolio yang ada, top 5 portofolio investasi Sucorinvest Equity Fund per September 2019 antara lain ANTM, PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report September 2019. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.