Bareksa.com - Pilih mana antara pilih kontrak rumah atau menyicil? Dua pilihan itu memang sulit karena ada keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Bagi kita yang butuh mobilitas tinggi dalam bekerja, mengontrak rumah dekat kantor atau tempat bekerja biasanya jadi pilihan.
Namun biaya kontrak rumah yang kian hari makin mahal, bahkan setara dengan nilai cicilan rumah per bulannya, membuat kita kadang berpikir ulang. Jika biaya mengontrak rumah cukup mahal, bukankah lebih baik mulai menyicil rumah meskipun lokasinya agak jauh dari tempat bekerja?
Tidak ada rumus pasti yang dapat digunakan untuk memberikan jawaban yang sama pada tiap orang. Katarina Setiawan, Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) atau Manulife Investment Management, akan memberikan beberapa pertimbangan untuk pengambilan keputusan mengenai hal ini.
Menurut Katarina, pada prinsipnya ada dua faktor pertimbangan, yaitu faktor finansial dan non-finansial. Faktor finansial antara lain meliputi kondisi keuangan Anda, market price (harga pasar) rumah saat ini, dan tingkat suku bunga pinjaman KPR (kredit pemilikan rumah).
"Sedangkan faktor non-finansial antara lain usia Anda saat ini, rencana ke depan, dan lingkungan sekitar yang Anda idamkan," ujar Katarina dalam keterangan tertulisnya (19/9/2019).
Dengan membeli rumah tinggal, bisa dikatakan bahwa Anda sekaligus melakukan investasi untuk jangka panjang karena nilai rumah pada umumnya selalu naik dari tahun ke tahun. Anda akan memiliki tempat tinggal untuk jangka waktu yang panjang, sehingga hidup Anda menjadi lebih pasti dan nyaman.
Namun, perlu disadari bahwa memiliki rumah itu banyak biayanya. Selain uang muka dan cicilan KPR bulanan, ada biaya appraisal, administrasi, provisi, notaris, dan asuransi yang juga harus disiapkan.
Tidak hanya itu, ketika Anda telah menempati rumah tersebut, umumnya akan ada iuran pemeliharaan lingkungan, biaya perawatan maupun renovasi rumah, pajak bumi dan bangunan (PBB), dan lainnya.
"Sebelum memutuskan membeli rumah, sebaiknya antisipasi komponen-komponen biaya terkait," ungkap Katarina.
Sebaliknya, mengontrak rumah umumnya lebih fleksibel dan terjangkau. Dengan mengontrak, Anda memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi untuk berpindah tempat (misalnya karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan Anda pindah kota).
Namun Anda tidak punya kontrol pada rumah tersebut. Anda tidak boleh melakukan perombakan sesuai kebutuhan keluarga Anda, dan ketika masa kontrak habis ada kemungkinan Anda akan diminta keluar oleh pemilik rumah. Lagipula uang yang Anda bayarkan untuk kontrak adalah biaya dan bukan sesuatu yang terakumulasi menjadi aset.
Dari sisi keuangan, kontrak rumah umumnya lebih terjangkau. Uang kontrak yang Anda bayarkan sudah fix, dan Anda tidak perlu menanggung biaya renovasi, PBB, dan lain-lain. Sehingga, Anda memiliki kesempatan untuk menyimpan lebih banyak uang untuk kebutuhan di masa mendatang, termasuk untuk membeli rumah.
"Tidak jarang orang mempertimbangkan hal ini kontrak dulu, kumpulkan uang (untuk usaha atau untuk tujuan lain), baru membeli rumah kemudian," katanya.
Jika Anda memutuskan untuk mengontrak rumah lebih dahulu, sebaiknya gunakan penghasilan Anda untuk memenuhi kebutuhan saat ini, termasuk untuk membayar biaya kontrak, namun jangan lupa untuk menyisihkan sebagian penghasilan Anda untuk tujuan keuangan jangka panjang.
Untuk mengakumulasi aset, pertimbangkan menyimpannya dalam produk investasi pasar saham yang berpotensi memberikan tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi dibandingkan investasi lainnya dalam jangka panjang.
"Sebagai ilustrasi, reksa dana Manulife Dana Saham (MDS) memiliki imbal hasil majemuk sebesar 16,57 persen per tahun sejak 2003 (kinerja per akhir Agustus 2019). Angka tersebut net, tanpa potongan pajak, karena reksa dana bukan objek pajak," katarina menambahkan.
Untuk diketahui reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito. Sementara itu, reksadana syariah hanya bisa berinvestasi pada efek yang masuk dalam pengelolaan secara syariah.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.