Bareksa.com – Pangsa pasar reksadana syariah secara perlahan mulai bergerak naik. Hingga Agustus 2019, pangsa pasar reksadana syariah setara dengan 9,39 persen dari sisi dana kelolaan alias asset under management (AUM).
Mengacu data Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report August 2019, AUM reksadana syariah mencapai Rp50,58 triliun atau naik 39 persen persen secara year to date, sementara industri reksadana secara umum punya AUM Rp538,4 triliun atau hanya naik 6,14 persen.
Jika dibandingkan bulan sebelumnya, baik pangsa pasar maupun pertumbuhan AUM reksadana syariah Agustus 2019 tercatat lebih baik. Per Juli 2019, pangsa pasar reksadana syariah setara 9,04 persen dengan AUM tumbuh 33 persen.
Terlepas dari pertumbuhan AUM reksadana syariah secara industri, sebagian manajer investasi punya pertumbuhan AUM reksadana syariah yang lebih tinggi.
Salah satunya PT Syailendra Capital yang mempertahankan diri sebagai manajer investasi dengan pertumbuhan AUM reksadana syariah tertinggi atau mencapai 1.114 persen secara year to date menjadi Rp1,89 triliun.
Selain Syailendra, PT BNI Asset Management dan PT Danareksa Investment Management juga tumbuh tinggi. Masing-masing mencatat pertumbuhan 440 persen dan 378 persen menjadi Rp2,61 triliun dan Rp3,2 triliun.
MI dengan Pertumbuhan AUM Reksadana Syariah Tertinggi Hingga Agustus 2019
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report August 2019
Meski begitu, Manulife Aset Manajemen Indonesia masih menduduki posisi teratas manajer investasi dengan AUM reksdana syariah terbesar dengan nilai Rp8,07 triliun.
Reksadana syariah adalah reksadana yang hanya dapat berinvestasi di efek keuangan yang sesuai dengan kaidah dan prinsip syariah, dan tentunya masih terikat dengan batasan investasi yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.