Bareksa.com – Di tengah penurunan suku bunga perbankan, dana kelolaan alias asset under management (AUM) reksadana jenis pasar uang justru terus bertumbuh. Secara year to date hingga Agustus 2019, AUM reksadana pasar uang melonjak 46,71 persen menjadi Rp66,6 triliun dari posisi akhir 2018 Rp45,6 triliun.
Data tersebut tertuang dalam Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report August 2019.
Pertumbuhan AUM reksadana pasar uang sejalan dengan pertumbuhan unitnya yang menjadi 50,2 juta unit atau meroket 45,95 persen dari akhir 2018 sebanyak 34,4 juta unit. Catatan itu pun merupakan gambaran dari penambahan jumlah produk.
Hingga Agustus 2019, jumlah reksadana pasar uang mencapai 211 produk. Jika dibandingkan posisi akhir 2018, maka jumlah produk itu bertambah 37 produk.
Pertumbuhan AUM Industri Reksadana Pasar Uang
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report August 2019
Catatan AUM reksadana pasar uang secara industri tidak lepas dari kontribusi dua manajer investasi yakni Mandiri Manajemen Investasi dan Bahana TCW Investment Management.
Total AUM reksadana pasar uang dua manajer investasi tersebut mencapai Rp15,21 triliun atau berkontribusi 23 persen terhadap total AUM reksadana pasar uang secara industri.
Jika dirinci lebih lanjut, produk reksadana pasar uang Mandiri Investasi dengan AUM terbesar yakni Mandiri Investa Pasar Uang. AUM produk yang lahir pada 24 September 2004 ini menapai Rp6,14 triliun dengan return 1 tahun 5,46 persen.
Sementara, produk reksadana pasar uang andalan Bahana TCW adalah Bahana Dana Likuid yang lahir pada 16 April 2004. Produk ini memiliki AUM Rp4,92 triliun dengan return 1 tahun 6,15 persen.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito. Sementara itu, reksadana syariah hanya bisa berinvestasi pada efek yang masuk dalam pengelolaan secara syariah.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.