BNLI Melonjak 5 Persen, Reksadana Ini Pegang Sahamnya di Portofolio

Bareksa • 04 Sep 2019

an image
Refleksi sejumlah karyawan melakukan donor darah dengan latar belakang pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (7/8/2109). Perdagangan IHSG ditutup menguat 84,72 poin atau 1,38 persen ke posisi 6.204,2. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pd.

Reksadana campuran HPAM Flexi Plus mencatat imbal hasil harian tertinggi di Bareksa

Bareksa.com - Harga saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) pada perdagangan Selasa (03 September 2019) ditutup melesat 5,23 persen ke level Rp1,005 per saham. Hal ini membawa kabar positif bagi pemegang saham, termasuk reksadana yang memiliki saham BNLI dalam portofolionya.

Kemarin, volume transaksi perdagangan BNLI tercatat sebanyak 732.500 lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp73,37 miliar, melonjak sangat signifikan dibandingkan dengan transaksi sehari sebelumnya yang sebanyak 169.860 lot dengan nilai transaksi Rp16,43 miliar.

Di antara produk reksadana campuran yang dijual marketplace Bareksa, kemarin reksadana campuran HPAM Flexi Plus menjadi reksadana dengan imbal hasil harian tertinggi. Berikut ulasannya.

HPAM Flexi Plus

Sumber: Bareksa                                

Reksadana campuran yang dikelola oleh PT Henan Putihrai Asset Management ini berhasil mencatatkan kenaikan 0,64 persen pada perdagangan kemarin. Padahal di saat yang bersamaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah 0,46 persen.

Hingga Juli 2019, HPAM Flexi Plus juga telah memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) sebesar Rp122,43 miliar.

Menurut prospektus, HPAM Flexi Plus bertujuan untuk memperoleh pertumbuhan nilai investasi yang optimal dalam jangka panjang dengan melakukan investasi ke dalam instrumen investasi secara aktif pada Efek Saham yang telah dijual dalam Penawaran Umum dan/atau dicatatkan di Bursa Efek dan/atau Efek bersifat utang dan/atau instrumen Pasar Uang dan/atau Kas dan setara Kas.

Adapun arahan kebijakan investasinya yaitu:

• Minimum 2 persen dan maksimum 79 persen pada Efek bersifat ekuitas

• Minimum 2 persen dan maksimum 79 persen pada Efek bersifat utang

• Minimum 2 persen dan maksimum 79 persen pada instrumen pasar uang yang berjangka waktu kurang dari 1 tahun serta Kas dan setara Kas

Melansir fund fact sheet per Juli 2019, beberapa aset lain yang terdapat dalam portofolio HPAM Flexi Plus antara lain:

• Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA)

• Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA)

• AKR Corporindo Tbk. (AKRA)

• Astra International Tbk. (ASII)

Sebagai informasi, HPAM Flexi Plus dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp1 juta. Reksadana campuran yang diluncurkan sejak 18 Juli 2011 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Adapun reksadana campuran merupakan jenis reksadana yang portofolionya berisi instrumen aset deposito, obligasi, dan saham. Reksadana jenis ini cocok untuk tujuan jangka menengah hingga panjang dan bagi investor yang memiliki profil risiko moderat.

Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko kamu.

(KA01/hm)

* * *

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.