Bareksa.com - Kinerja reksadana campuran diperkirakan memberikan imbal hasil (return) yang menarik dibandingkan dengan reksadana saham di sisa tahun 2019.
Pasalnya, kinerja reksadana campuran bakal mendapat tambahan energi positif dari pasar obligasi yang bergerak bullish seiring dengan tren penurunan suku bunga. Di sisi lain, kinerja pasar saham masih tertekan oleh sejumlah sentimen eksternal.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data indeks reksadana Bareksa per 29 Agustus 2019, kinerja reksadana campuran menjadi yang terbaik kedua yang mencatatkan kenaikan 3,87 persen year to date (YtD), hanya kalah dari reksadana pendapatan tetap yang telah melesat 6,48 persen YtD.
Adapun di urutan ketiga ditempati oleh reksadana pasar uang dengan kenaikan 3,45 persen YtD, sedangkan reksadana saham berada di urutan terakhir yang mencatatkan kinerja negatif 3,45 persen YtD.
Berdasarkan angka pertumbuhan tersebut, dapat dilihat bahwa sejauh ini kinerja reksadana campuran berhasil mengungguli (outperform) dibandingkan reksadana saham dengan selisih mencapai 7,32 persen.
Menurut analisis Bareksa, prospek reksadana campuran akan lebih baik dibandingkan dengan reksadana saham karena ditopang oleh kinerja obligasi yang menjadi aset dasarnya dikarenakan sentimen penurunan suku bunga.
Dalam beberapa waktu belakangan ini, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan(IHSG) masih terpapar oleh sentimen eksternal dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China dan belum mampu kembali ke level tertinggi yang sempat dicetak pada awal tahun ini. Sehingga membuat instrumen saham justru menjadi penekan bagi reksadana campuran.
Terkait dengan target pertumbuhan, kinerja indeks reksadana campuran diperkirakan dapat melaju hingga ke kisaran level 8-9 persen pada akhir tahun ini, terutama karena ditopang oleh bullishnya pasar obligasi setelah Bank Indonesia memangkas suku bunga ke level 5,5 persen.
Kemudian BI juga tampaknya masih memiliki ruang untuk melakukan penurunan suku bunga sekali lagi 25 bps menjelang akhir tahun nanti. Dengan demikian, yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun diprediksi bisa menembus 7 persen pada tahun ini.
Positifnya pasar obligasi tersebut, kemudian akan mendorong kinerja reksadana pendapatan tetap dapat melaju lebih kencang lagi menuju ke level 10 persen pada akhir tahun.
Sementara untuk reksadana saham, target pencapaian kinerja indeksnya akan ditinjau ulang setelah laporan keuangan emiten per September (kuartal ketiga) dirilis, yang jika mayoritas mencatatkan hasil yang memuaskan, maka diharapkan hal tersebut menjadi sentimen positif untuk pasar saham.
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.