Bareksa.com - Vivo memastikan akan menambah lini smartphone besutannya ke pasar indonesia. Kali ini, perusahaan asal China itu akan merilis Z1 Pro. Rencananya, smartphone ini akan diperkenalkan pada pekan depan. Vivo Z1 Pro sendiri dapat dikatakan sebagai perangkat kelas menengah.
Seperti dilansir liputan6,com, Vivo Z1 Pro hadir dengan chipset Snapdragon 712, RAM 4GB, dan ROM 64GB. Memiliki layar berukuran 6,53 inci, Vivo mengusung desain Ultra O Screen dengan cuthole di pojok kiri layar.
Smartphone ini dibekali dengan baterai 5.000mAh yang sudah mendukung fitur pengisian fast charging dual engine 18W. Sebagai tambahan, Vivo turut menyematkan fitur Ultra Gaming Mode untuk mendukung pengalaman gaming lebih optimal.
Ada tiga kamera utama di Z1 Pro yang masing-masing beresolusi 16MP (lensa utama), 8MP (super wide-angle), dan 2MP (depth camera). Urusan selfie diserahkan pada kamera depan beresolusi 32MP.
Perlu diketahui, Vivo Z1 Pro merupakan smartphone pertama dengan Snapdragon 712 yang rilis di Indonesia. Chipset ini merupakan penyempurnaan dari Snapdragon 710 dengan peningkatan performa hingga 10 persen.
Vivo membuka keran pre-order untuk Z1 Pro pada 5 hingga 8 Agustus 2019 di Lazada. Selama masa pre-order ini, Vivo menyertakan benefit tambahan, seperti giftbox senilai Rp500.0000 dan PUBG redeem code.
Vivo Z1 Pro sendiri tersedia dalam dua pilihan warna, yakni sonic black dan sonic blue. Untuk pasar Indonesia, Vivo membanderol smartphone ini dengan harga Rp3.099.000 dan penjualan offline akan dilakukan pada pertengahan Agustus 2019.
Tertarik untuk memiliki ponsel pintar tersebut? Sebisa mungkin jangan sampai berutang, sebab jika tidak mampu membayar justru harganya jadi lebih mahal dan akan membebani keuangan.
Bagi kamu yang ingin mengumpulkan uang lebih cepat, ada cara sederhana untuk melakukan hal tersebut dengan cara menginvestasikan uang di reksadana yang mampu memberikan keuntungan lebih tinggi dibandingkan dengan hanya sekadar menabung di bank.
Simulasi Reksadana
Bagi kamu yang ingin mengumpulkan uang untuk membeli Vivo Z1 Pro tersebut, kamu dapat mencoba sebuah teknik sederhana dengan rutin menginvestasikan uang ke produk investasi yaitu reksadana pasar uang yang memberikan keuntungan stabil dengan risiko minim.
Sumber : Bareksa
Dengan menggunakan simulasi Bareksa, katakanlah kita mampu menabung Rp230.000 per bulan di reksadana pasar uang Lancar Victoria Merkurius dengan investasi awal Rp250.000 dalam periode 1 tahun atau 12 bulan. Nilai tabungan itu setara Rp7.666 per hari.
Sumber : Bareksa
Setelah dalam periode 12 bulan atau 1 tahun, nilai pokok investasi kita telah terkumpul Rp3,01 juta dan ditambah imbal hasil investasi Rp104,1 ribu atau 3,46 persen. Total pokok investasi dan imbal hasil investasi yang telah berhasil kita kumpulkan senilai Rp3.114.196 atau sudah mencukupi biaya untuk membeli Vivo Z1 Pro.
Simulasi ini mengandaikan investasi tersebut sudah kita lakukan setahun lalu.
Mengapa Reksadana Bisa Untung?
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.