Reksadana Hari Ini : IHSG Turun, Dua Reksadana Campuran Ini Malah Naik

Bareksa • 02 Aug 2019

an image
Ilustrasi investasi menabung digambarkan dengan pohon tanaman tumbuh dari tumpukan uang koin receh, mendapat keuntungan investasi reksadana saham obligasi surat berharga negara

TRIM Syariah Berimbang dan Schroder Dynamic Balanced Fund mencetak return 13,79 persen dan 9,31 persen secara YtD

Bareksa.com - Berikut reksadana yang diperdagangkan di marketplace Bareksa dengan return tertinggi, beserta kinerja indeks benchmark periode sebulan terakhir :

Reksadana Saham

IHSG : 0,03 persen
Indeks Reksadana Saham : -2,02  persen
Shinhan Equity Growth : 3,4 persen

Indeks Reksadana Saham Syariah : -3,2 persen
Sucorinvest Sharia Equity Fund : 3,49 persen

Reksadana Campuran

Indeks Reksadana Campuran : -0,25 persen
HPAM Flexi Plus : 2,92 persen

Indeks Reksadana Campuran Syariah : 0,34 persen
TRIM Syariah Berimbang : 1,77 persen

Reksadana Pendapatan Tetap

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap: 0,64 persen
MRS Bond Kresna : 1,64 persen

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah : 0,96 persen
Reksa Dana Syariah Majoris Sukuk Negara Indonesia : 1,24 persen

Reksadana Pasar Uang

Benchmark:
- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp100 juta dan tenor satu bulan :
> BCA : 0,395 persen per bulan
> Bank Mandiri : 0,354 persen per bulan
> BNI : 0,354 persen per bulan
> BRI : 0,354 persen per bulan

Indeks Reksadana Pasar Uang : 0,51 persen
TRIM KAS 2 : 0,67 persen

Indeks Reksadana Pasar Uang Syariah : 0,27 persen
Cipta Dana Kas Syariah : 0,58 persen

Ringkasan Informasi Pasar

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 1 Agustus 2019 melemah 0,14 persen ke level 6.381,54. Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih Rp43 miliar. Benchmark obligasi pemerintah naik di level 7,4 persen pada 1 Agustus 2019.

Di tengah melemahnya IHSG, reksadana campuran dapat dijadikan pilihan untuk berinvestasi karena portofolionya yang terdiversifikasi. Di marketplace reksadana Bareksa, terdapat dua reksadana campuran yang mampu mencetak return 13,79 persen dan 9,31 persen sejak awal tahun sampai dengan 1 Agustus 2019 (year to date).

Dua reksadana itu adalah TRIM Syariah Berimbang dan Schroder Dynamic Balanced Fund.

Reksadana TRIM Syariah Berimbang mencetak imbal hasil (return) 13,79 persen secara year to date. Berdasarkan fund fact sheet periode Juni 2019, portofolio investasi reksadana ini adalah PT Excelcomindo Pratama Tbk (EXCL), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), Surat Berharga Syariah Negara Seri PBS012 (PBS012), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Sedangkan reksadana Schroder Dynamic Balanced Fund mencetak imbal hasil (return) 9,31 persen secara year to date. Berdasarkan fund fact sheet periode Juni 2019, portofolio investasi reksadana ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Obligasi Negara RI Seri FR0068 (FR0068), Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0078 (FR0078) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

(hm)

* * *

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

 

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.