Bareksa.com - Belakangan ini ramai diperbincangan di media sosial tentang perumahan mewah yang terletak di atas gedung pusat perbelanjaan di Jakarta. Menurut laporan Kompas, perumahan bernama Cosmo Park tersebut berada di atap gedung Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta.
Perumahan yang dikembangkan oleh developer PT Agung Podomoro Land tersebut dilengkapi dengan fasilitas lapangan tenis, kolam renang, tempat bermain anak, serta akses lift menuju ke pusat perbelanjaan. Bahkan, para penghuni bisa membawa mobil pribadinya parkir ke depan rumahnya yang terletak di lantai 10 melalui ramp khusus Cosmo Park.
Menurut Assistant Vice President Marketing PT Agung Podomoro Land Zaldy Wihardja, seperti dikutip Kompas, status rumah yang berada di atap tersebut tidak berbeda dengan apartemen pada umumnya. Hak milik berupa strata title karena berdiri di bangunan bersama, bukan rumah di atas tanah.
Adapun harganya, menurut Zaldy, saat ini diperkirakan Rp3-4 miliar per unit. Angka itu sudah naik dua kali lipat dibandingkan harga ketika diluncurkan pada 2006, atau sekitar 13 tahun lalu.
Mengetahui harga rumah tersebut, sebagian dari kita memandangnya sangat mahal dan tidak mungkin terbeli. Akan tetapi, bila tidak bisa membeli secara tunai (cash), masih ada harapan untuk memiliki rumah tersebut dengan mengangsur (kredit pemilikan rumah/KPR).
Dalam KPR, biasanya dibutuhkan uang muka (down payment/DP) senilai 30 persen dari harga properti. Misalnya harga properti Rp3 miliar, maka 30 persennya senilai Rp900 juta.
Salah satu cara mengumpulkan uang untuk DP ini adalah dengan menabung di reksadana saham. Untuk menghitungnya, mari kita gunakan simulasi Bareksa berdasarkan data kinerja historis.
Misalkan sejak 10 tahun lalu (26 Juni 2009 - 26 Juni 2019), kita mulai menyimpan uang di reksadana saham Schroder Dana Prestasi Rp5 juta. Kemudian, secara rutin tiap bulan kita menambah (top up) reksadana kita Rp5 juta per bulan. Maka, saat ini uang pokok investasi yang kita miliki Rp605 juta.
Akan tetapi, karena kita menempatkannya dana investasi kita di reksadana Schroder Dana Prestasi, maka dana investasi tersebut telah bertumbuh menjadi Rp913,84 juta. Artinya, ada pertumbuhan Rp308,84 juta atau sekitar 51,5 persen dari nilai pokok investasi kita tanamkan.
Untuk lebih jelasnya, lihat grafik berikut ini. (Garis hijau menunjukkan uang modal investasi dan garis abu-abu menunjukkan hasil investasi reksadana)
Sumber: Bareksa.com
Dengan hasil investasi Rp913,84 juta tersebut, kita bisa menggunakannya untuk membayar uang muka rumah di atas atap gedung pusat perbelanjaan. Meski begitu, perlu diingat simulasi ini mengandaikan kita sudah mulai berinvestasi sejak 10 tahun lalu.
Mengapa Reksadana Bisa Memberikan Keuntungan?
Sebagai informasi, reksadana adalah kumpulan dana investor yang dikelola oleh manajer investasi untuk ditanamkan di aset-aset seperti saham, obligasi, dan pasar uang. Reksadana bisa menjadi pilihan bagi masyarakat yang tidak memiliki banyak waktu untuk memantau portofolio investasinya, karena semuanya sudah dikelola oleh manajer investasi profesional dan berpengalaman.
Reksadana berisikan berbagai aset keuangan di dalam portofolionya. Contohnya di reksadana saham, saat nilai saham yang menjadi aset reksadana naik di pasar modal, nilai reksadana juga turut terdongkrak.
Sementara itu, risiko reksadana juga lebih terdiversifikasi (terbagi-bagi) karena isinya tidak hanya satu saham saja tetapi ada beragam. Bila ada satu saham yang harganya jatuh di pasar modal, hal ini tidak lantas membuat nilai reksadana langsung turun karena ada saham lain yang menopangnya dan belum tentu ikut turun.
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Calon pemodal wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang.