Bareksa.com - Ekspektasi penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang semakin jelas terasa sinyalnya, membuat tren suku bunga untuk menurun kembali menggema.
Sekadar mengingatkan, saat mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (20/06/2019) lalu, The Fed membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR).
Pasca pengumuman kebijakan tersebut, pelaku pasar semakin yakin Jerome Powell, sang pimpinan, akan memangkas suku bunga tahun ini. Hal itu tercermin dari data Bloomberg, bahwa 100 persen konsensus meyakini jika Bank Sentral AS (The Fed) diperkirakan mulai menurunkan suku bunga acuan pada Juli 2019.
Dari 100 persen tersebut, sekitar 75 persen meyakini adanya penurunan suku bunga AS sebesar 25 basis poin (bps) dan 25 persen konsensus optimistis The Fed akan menurunkan suku bunga hingga 50 bps.
Lantas, Strategi Apa Yang Baiknya Digunakan?
Secara umum, jika suku bunga berpotensi turun maka penawaran bunga deposito juga akan ikut turun. Kondisi itu bisa berimbas pada penurunan return reksadana pasar uang yang sekitar 80 persen isi portofolionnya ditempatkan di deposito perbankan.
Meski memberikan sentimen negatif terhadap reksadana pasar uang, penurunan suku bunga ini tentunya akan memberikan sentimen positif bagi reksadana pendapatan tetap dengan risiko yang sedikit lebih tinggi dibanding pasar uang.
Proyeksi Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Jika Suku Bunga Turun
Menurut analisis Bareksa, penurunan suku bunga di Indonesia akan sangat tergantung kepada pergerakan rupiah. Sebab defisit neraca berjalan Indonesia masih bergantung kepada masuknya arus modal asing untuk untuk menutup defisit.
Guna menarik masuk dana asing, maka tergantung pada suku bunga yang diberikan dan perkiraan depresiasi rupiah. Sehingga kestabilan rupiah akan menentukan kenyamanan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga di bulan Juli mendatang.
Jika BI mempertahankan tingkat suku bunga di level 6 persen hingga akhir tahun, kinerja reksadana pendapatan tetap diprediksi bisa tumbuh dalam kisaran 8-9 persen tahun ini.
Jika BI menurunkan suku bunga di level 5,5 persen maka return reksadana pendapatan tetap diprediksi bisa tumbuh di 9 - 10 persen. Sedangkan, jika BI ekstrem menurunkan suku bunga hingga ke level 5 persen, maka pertumbuhan kinerja reksadana pendapatan tetap bisa tumbuh di atas 10 persen.
Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.