Bareksa.com - Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, jumlah investor di pasar modal dari tahun ke tahun terus meningkat. Peningkatan tersebut tidak hanya ditopang oleh investor saham, namun juga investor surat utang dan reksadana.
Berdasarkan data KSEI, peningkatan jumlah investor reksadana dan surat utang terjadi sejak tahun 2016. Pada saat itu, investor saham banyak yang terintegrasi ke reksadana sehingga jumlah investor pada 2016 mencapai 894.000 atau naik signifikan 106 persen dibandingkan 2015 yang sebanyak 434.000 investor.
"Dari 894.000 investor pada 2016, sebanyak 536.000 investor adalah investor saham," jelas Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi di Gedung DPR, Senin (25/6).
Peningkatan tersebut terus berlanjut hingga Mei 2019 dengan jumlah total investor sebanyak 1,92 juta orang, meningkat 19 persen dibandingkan 2018 yang sebanyak 1,61 juta investor. Dari jumlah tersebut, investor surat utang dan reksadana sudah lebih banyak, yakni 968.000 orang dari jumlah investor saham yang sebanyak 952.000 orang.
Dilihat dari sisi demografi, pria masih mendominasi investor per Mei 2019 yang berkontribusi 59,29 persen. Sedangkan investor wanita sebanyak 40,75 persen.
Kemudian dari sisi usia, investor berusia 30 tahun ke bawah atau kalangan milenial mendominasi jumlah investor sebanyak 40,33 persen. Disusul investor berusia 31-40 tahun sebanyak 25,59 persen, usia 41-50 tahun sebanyak 17,87 persen dan sisanya usia di atas 51 tahun.
Pegawai kantoran baik yang bekerja sebagai pegawai negeri maupun swasta ternyata melek investasi karena kalangan ini mendominasi jumlah investor sebanyak 55,22 persen. Hal ini disesuaikan pula dengan tingkat pendidikan para investor dengan lulusan S1 mendominasi jumlah investor, yakni sebesar 50,08 persen.
Kalangan ini sayangnya tidak memiliki banyak penghasilan. Pasalnya, kalangan yang mendominasi jumlah investor adalah kalangan dengan tingkat penghasilan Rp10-100 juta, yakni sebanyak 57,3 persen.
Ke depan, BEI dan Self Regulatory Organization (SRO) lainnya berharap jumlah investor terus meningkat. Hal ini seiring dengan inisiatif BEI untuk memperdalam pasar modal dan menarik lebih banyak perusahaan yang akan berpartisipasi di bursa saham Indonesia.
Adapun fokus pengembangan BEI ke depan adalah menambah instrumen investasi hedging, membuat platform perdagangan surat utang di Bursa Efek dan inisiatif-inisiatif lainnya.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.