Rating Indonesia Naik, Begini Strategi Investasi Reksadana Pendapatan Tetap

Bareksa • 11 Jun 2019

an image
Ilustrasi seseorang menggunakan strategi dalam bermain catur. Investasi reksadana saham obligasi membutuhkan strategi yang tepat agar hasil maksimal.

Dampak rating dari S&P tidak sebesar dulu saat Indonesia dari non investment grade ke investment grade

Bareksa.com – Reksadana jenis pendapatan tetap berpotensi untuk terus bertumbuh seiring dengan peningkatan peringkat utang Indonesia. Jenis produk dengan mayoritas aset berupa obligasi atau surat utang ini bisa digunakan untuk investasi jangka menengah, dengan sejumlah kondisi yang perlu diwaspadai.

Secara year to date (per 10 Juni 2019), rata-rata reksadana pendapatan tetap yang tercermin dari Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Bareksa ini tumbuh 3,57 persen atau tertinggi dibanding tiga jenis reksadana lainnya. Pertumbuhan positif reksadana pendapatan tetap ini pun semakin mantap dengan perolehan peringkat utang Indonesia oleh Standard and Poor’s (S&P) dari sebelumnya BBB- menjadi BBB pada akhir bulan lalu.

Di sisi lain, yield obligasi Indonesia memang dalam posisi baik ditambah dengan tingkat inflasi yang rendah serta yield US treasury yang turun. Itulah sekilas pandangan Kepala Bidang Investasi Avrist Asset Management Tubagus Farash Akbar Farich yang disampaikan kepada Bareksa, Selasa, 11 Juni 2019.

Meksi begitu, Farash melihat masih ada potensi pemberat pertumbuhan reksadana pendapatan tetap. “Risiko ada di potensi depresiasi rupiah yang menyebabkan penjualan obligasi oleh investor asing,” terang Farash.

Selain itu, lanjut Farash, dampak peningkatan rating dari S&P tidak sebesar dulu saat Indonesia dari non investment grade ke investment grade. “Lebih jangka pendek,” katanya.

Sementara untuk jangka panjang, Farash bilang lebih ke faktor US treasury yield dan ekspektasi depresiasi Rupiah. Perbedaan dalam yield obligasi Indonesia terhadap obligasi AS (US treasury) semakin besar bisa menunjukkan sinyal obligasi Indonesia sangat menarik, tetapi ada faktor depresiasi rupiah yang menjadi pertimbangan bagi investor.

Grafik Pergerakan Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Bareksa Ytd Hingga 10 Juni 2019

Sumber: Bareksa.com

Farash pun menjelaskan, saat ini faktor-faktor seperti US treasury, Credit Default Swap (CDS), inflasi, kurs dan short term rate dalam posisi positif terhadap pasar obligasi Indonesia. “Dan yield masih murah,” ungkap Farash.

Untuk itu, Farash merekomendasikan durasi portofolio reksadana pendapatan tetap dapat diperpanjang. Berbeda dengan sebelumnya yang cenderung pendek atau netral pada koreksi di April-Mei. (hm)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.