IHSG Terjun 6,16 Persen Sepekan, 2 Reksadana Ini Tahan Banting dan Tetap Untung

Bareksa • 20 May 2019

an image
Pialang mengamati layar pergerakan saham di Dealing Room Divisi Tresuri BNI, Jakarta, Jumat (3/5/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan lalu ditutup anjlok 6,16 persen secara mingguan ke level 5.826,67 (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/pras)

IHSG tercatat terjun hingga 6,16 persen secara mingguan ke level 5.826,67 pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu

Bareksa.com - Kinerja pasar saham Indonesia sepanjang pekan kemarin sangat mengecewakan. Sebab Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat terjun hingga 6,16 persen secara mingguan ke level 5.826,67 pada penutupan perdagangan Jumat (17/05/2019).

Eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang memanas menjadi penyebab utama anjloknya bursa saham, yang notabene merupakan aset berisiko. Para investor mengalihkan insvestasinya ke aset-aset aman atau safe haven di saat muncul ketidakpastian yang dipicu oleh seteru dua raksasa ekonomi dunia ini.

Besarnya tekanan dari sisi eksternal diperburuk dengan fundamental dari dalam negeri. Transaksi berjalan dan necara perdagangan Indonesia sama-sama mengalami defisit. Bank Indonesia (BI) pada pekan lalu melaporkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kuartal I 2019 sebesar 2,6 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Defisit tersebut membaik dari kuartal IV 2018 sebesar 3,6 persen terhadap PDB, tetapi masih lebih besar dari defisit kuartal I 2018 yang sebesar 2,01 persen.

Sementara pada hari Rabu (15/05/2019) Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan defisit neraca perdagangan pada bulan April 2019 sebesar US$2,5 miliar.


Sumber: Bareksa

Di samping itu, kondisi tersebut turut menekan kinerja reksadana saham secara umum, di mana indeks reksadana saham anjlok 4,02 persen dan indeks reksadana saham syariah turun 2,33 persen dalam periode yang sama.


Sumber: Bareksa

Namun di tengah kondisi yang kurang menguntungkan tersebut, tercatat masih ada dua produk reksadana saham yang dijual Bareksa yang mampu membukukan kinerja positif serta mengalahkan kinerja ketiga tolok ukur (benchmark) tersebut sepanjang pekan kemarin. Berikut ulasannya.

1. Aurora Dana Ekuitas

Reksadana saham yang mencatatkan kinerja terbaik pertama sepanjang pekan lalu ditempati oleh Aurora Dana Ekuitasdengan kenaikan 3,36 persen.


Sumber: Bareksa

Aurora Dana Ekuitas bertujuan untuk memberikan imbal hasil investasi yang optimal melalui investasi pada saham perusahaan yang berpotensi tumbuh cukup besar dalam jangka panjang, dan dapat berinvestasi pada surat utang, serta instrumen pasar uang dalam hal kondisi terkoreksi, dengan tetap memperhatikan kebijakan investasi.

Adapun arahan kebijakan investasinya yaitu :

• minimum 80 persen dan maksimum 100 persen pada efek bersifat ekuitas
• minimum 0 persen dan maksimum 20 persen pada efek bersifat utang
• minimum 0 persen dan maksimum 20 persen pada instrumen pasar uang

Melansir fund fact sheet per April 2019, berikut beberapa saham yang menjadi top holdings dari Aurora Dana Ekuitas:

• PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk.
• PT Indofarma Tbk.
• PT Pelat Timah Nusantara Tbk.
• PT Prima Cakrawala Abadi Tbk.
• PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.

Produk yang dikelola oleh PT Aurora Asset Management ini, hingga April 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp56,89 miliar.

Aurora Dana Ekuitas dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100 ribu. Reksadana saham yang diluncurkan sejak 08 Agustus 2017ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank Mega Tbk.

2. Narada Saham Indonesia

Reksadana saham yang mencatatkan kinerja terbaik kedua sepanjang pekan lalu ditempati oleh Narada Saham Indonesia dengan kenaikan 0,4 persen.


Sumber: Bareksa

Narada Saham Indonesia bertujuan untuk memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi melalui penempatan pada efek bersifat ekuitas yang diterbitkan oleh korporasi yang telah dijual dalam penawaran umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dengan kinerja investasi jangka panjang yang optimal.

Adapun arahan kebijakan investasinya yaitu 80 persen hingga 100 persen dalam ekuitas domestik dan 0 persen hingga 20 persen dalam instrumen pasar uang domestik.

Melansir fund fact sheet per April 2019, berikut beberapa saham yang menjadi top holdings dari Narada Saham Indonesia:

• PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
• PT Terregra Asia Energy Tbk
• PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
• PT Waskita Karya (Persero) Tbk
• PT Kapuas Prima Coal Tbk

Produk yang juga dikelola oleh PT Narada Aset Manajemen ini, hingga April 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp538,98 miliar.

Narada Saham Indonesia dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100 ribu. Reksadana saham yang diluncurkan sejak 25 Juni 2013 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank DBS Indonesia.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.