Bareksa.com - Vendor ponsel flagship killer, OnePlus kembali merilis ponsel terbarunya. Kali ini, duo OnePlus 7 dan OnePlus 7 Pro resmi diluncurkan ke pasar.
OnePlus 7 sejatinya adalah penerus OnePlus 6T yang diluncurkan pada tahun lalu, sementara OnePlus 7 Pro digadang-gadang sebagai ponsel "flagship sesungguhnya" yang dirilis oleh OnePlus.
OnePlus 7 Pro sendiri mengusung tampilan fullscreen pada bagian depan, tidak ada notch/poni maupun tombol-tombol lain. Sehingga, bezel milik OnePlus 7 Pro terlihat sangat tipis di keempat sisi.
OnePlus 7
Ponsel ini hadir dengan layar AMOLED berukuran 6,41 inch dengan resolusi Full HD+. OnePlus melindunginya dengan Gorilla Glass.
Seperti pendahulunya OnePlus 6T, ponsel ini masih menyertakan notch tetesan air di bagian atas layar. Di sana tersemat kamera depan sensor Sony IMX471 berukuran 16 MP dengan aperture f/2.0.
Beralih ke belakang terdapat kamera ganda. Kamera utama pakai sensor IMX586 48MP dengan aperture f/1.6, lalu kamera kedua 5 MP dengan aperture f/2.4.
OnePlus 7 dibekali RAM 6 GB dan 8 GB. Sementara memori internalnya 128 GB dan 256 GB. Spesifikasi OnePlus 7 dilengkapi dengan fitur sensor sidik jari di layar, baterai 3.700 mAH dengan fast charging, Bluetooth 5, USB Type C, WiFI dan 4G VoLTE.
OnePlus 7 Pro
Ponsel ini hadir tanpa notch alias layar penuh, serta pinggiran melengkung. Memakai panel Fluid AMOLED berukuran 6,67 inch dengan resolusi 3.120 x 1.440 pixel.
Mungkin layar OnePlus 7 Pro menjadi terbaik di pasaran saat ini. Hal tersebut berkat refresh rate 90 Hz dan dukungan HDR 10+.
Layaknya Oppo F11 Pro, ponsel ini mengadopsi kamera depan pop-up demi bebas notch maupun lubang kamera di layar. Ukuran kamera selfie pop-upnya 16 MP dengan aperture f/2.0.
Di bagian belakang, kita akan menemukan tiga kamera. Kamera utama berukuran 48 MP menggunakan sensor Sony IMX586 dengan aperture f/1.6. Lalu ada sensor telephoto 8 MP dengan kemampuan zoom 3x dan aperture f/2.4, serta sensor 16 MP ultra wide angle dengan aperture f/2.2.
Baterai berkapasitas 4.000 mAh tersemat di dalamnya. Memiliki dukungan teknologi pengisian cepat 30W. Fitur lainnya sensor sidik jari di layar, NFC, dual stereo speaker, Bluetooth 5 dan 4G VoLTE.
Baik OnePlus 7 Pro maupun OnePlus 7 menjalankan OxygenOS berbasis Android 9. Keduanya juga tidak menyediakan port jack audio 3,5 mm.
Sebagai informasi, ponsel ini mulai bisa dipesan di sejumlah negara mulai 17 Mei.
Adapun harga OnePlus 7 Pro dan OnePlus 7 adalah sebagai berikut (banderol di India):
- OnePlus 7 RAM 6 GB dan ROM 128 GB = 32.999 rupee atau Rp6,8 juta
- OnePlus 7 RAM 8 GB dan ROM 256 GB = 37.999 rupee atau Rp7,7 juta
- OnePlus 7 Pro RAM 6 GB dan ROM 128 GB = 48.999 rupee atau Rp10 juta
- OnePlus 7 Pro RAM 8 GB dan ROM 256 GB = 52.999 rupee atau Rp10,9 juta
- OnePlus 7 Pro RAM 12 GB dan ROM 256 GB = 57.999 rupee atau Rp11,9 juta
Tertarik untuk memiliki salah satu dari kedua ponsel pintar tersebut? Sebisa mungkin jangan sampai berutang ya, karena kalau nanti tidak mampu membayar justru harganya jadi lebih mahal dan akan membebani keuangan kamu.
Bagi kamu yang ingin mengumpulkan uang lebih cepat, ada cara sederhana untuk melakukan hal tersebut dengan cara menginvestasikan uang di reksadana yang mampu memberikan keuntungan lebih tinggi dibandingkan dengan hanya sekadar menabung di bank.
Simulasi Reksadana
Bagi kamu yang ingin mengumpulkan uang untuk membeli ponsel tersebut, kamu dapat mencoba sebuah teknik sederhana dengan rutin menginvestasikan uang ke produk investasi yaitu reksadana pasar uang yang memberikan keuntungan di atas tabungan di bank dengan risiko minim.
Untuk menghitungnya, mari kita gunakan simulasi Bareksa, yang menggunakan data historikal reksadana.
Sumber: Bareksa
Misalkan kamu mampu menyisihkan uang Rp300.000 secara rutin tiap bulannya atau sekitar Rp10.000 per hari selama tiga tahun, lalu diinvestasikan ke dalam produk reksadana campuran Prospera Balance. Reksadana ini dikelola oleh PT Prospera Asset Management.
Sumber: Bareksa
Alhasil uang pokok yang berhasil kamu kumpulkan selama tiga tahun Rp11,1 juta. Ternyata, tidak sampai di situ saja, uang tersebut berkembang dan berhasil tumbuh Rp1,39 juta (12,5 persen) dalam periode tiga tahun (14 Mei 2016 hingga 13 Mei 2019), sehingga total uang kamu menjadi Rp12,49 juta.
Dengan demikian, uang yang berhasil kamu simpan dan investasikan ke dalam reksadana pasar uang telah mencukupi keinginan kamu untuk membeli smartphone OnePlus 7 Pro.
Mengapa Reksadana Bisa Untung?
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sementara itu, reksadana campuran sendiri merupakan jenis reksadana yang mengalokasikan portofolionya pada saham, obligasi, dan pasar uang dengan proporsi yang berbeda dari reksadana saham, pendapatan tetap, maupun pasar uang. Biasanya, proporsi dari saham dan obligasi lebih mendominasi reksadana ini.
Reksadana campuran merupakan pilihan cocok bagi Anda yang memiliki profil risiko moderat hingga tinggi, karena bisa memberikan imbal hasil yang cukup menarik dalam jangka menengah dengan risiko yang tidak terlalu besar. Untuk kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.