Bareksa.com - Reksadana campuran, sesuai dengan namanya, berisikan berbagai aset keuangan seperti saham, obligasi dan pasar uang yang komposisinya sangat fleksibel. Artinya, manajer investasi bisa mengatur dan mengelola komposisi aset dalam portofolionya sesuai dengan kondisi pasar untuk mendapatkan hasil maksimal.
Biasanya, reksadana campuran memiliki porsi obligasi dan saham yang besar dalam portofolionya sehingga memiliki risiko untuk berfluktuasi. Akan tetapi, karena asetnya banyak dan beragam, risiko tersebut dapat tersebar (terdiversifikasi) sehingga tidak mudah jatuh hanya akibat satu faktor saja.
Jenis reksadana ini bisa menjadi pilihan investasi untuk jangka waktu menengah hingga panjang (3-5 tahun), dan cocok untuk investor yang berprofil risiko moderat hingga tinggi.
Di marketplace investasi Bareksa, kini tersedia 36 reksadana jenis campuran dari berbagai manajer investasi. Dalam 5 tahun terakhir (per 25 April 2019), lima reksadana campuran dengan kinerja tertinggi bisa memberikan imbal hasil (return) 40-80 persen.
Kelima reksadana tersebut adalah Shinhan Balance Fund, HPAM Flexi Plus, Prospera Balance, Semesta Dana Maxima, dan Schroder Dana Kombinasi. Tabel berikut menampilkan rincian return masing-masing reksadana dalam lima tahun terakhir.
Sumber: Bareksa.com
Untuk memahami lebih dalam, berikut ulasan dari masing-masing reksadana mengenai portofolionya.
Reksadana yang dikelola oleh PT Shinhan Asset Management Indonesia ini per 25 April 2019 memiliki Nilai Aktiva Bersih/Unit (NAB/UP) sebesar Rp1.749,50. Dalam lima tahun terakhir, reksadana campuran ini membukukan keuntungan 82,33 persen.
Menurut fund fact sheet Maret 2019, reksadana ini memiliki lima aset terbesar dalam portofolionya, yaitu deposito berjangka Bank Capital, saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), deposito berjangka BPD Sumut, saham PT Elnusa Tbk (ELSA), dan Obligasi Negara RI Seri FR0068.
Reksadana ini bisa dibeli di Bareksa dengan modal awal Rp100.000 saja.
Reksadana yang dikelola oleh PT Henan Putihrai Asset Management ini per 25 April 2019 memiliki NAB/UP sebesar Rp1.940,37. Dalam lima tahun terakhir, reksadana campuran ini membukukan keuntungan 60,66 persen.
Menurut fund fact sheet Maret 2019, reksadana ini memiliki lima aset terbesar dalam portofolionya, yaitu saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), saham PT Bank Permata Tbk (BNLI), saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Modal pembelian awal reksadana di Bareksa adalah sebesar Rp1 juta, dan pembelian selanjutnya Rp500.000.
Reksadana yang dikelola oleh PT Prospera Asset Management ini memiliki NAB/UP sebesar Rp4.720,06 per 25 April 2019. Dalam lima tahun terakhir, reksadana ini sudah mencatatkan keuntungan 49,51 persen.
Menurut fund fact sheet Maret 2019, reksadana ini memiliki 10 aset terbesar dalam portofolionya, yaknis saham PT Astra International Tbk (ASII), saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), saham PT Bintraco Dharma Tbk (CARS), saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), saham PT Indosat Tbk (ISAT), saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), Obligasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap III Tahun 2018, saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), Obligasi Subordinasi II Bank CIMB Niaga Tahun 2010, dan saham PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS).
Modal pembelian awal reksadana di Bareksa adalah sebesar Rp250.000, dan pembelian selanjutnya Rp100.000.
Reksadana yang dikelola oleh PT Semesta Aset Manajemen ini per 25 April 2019 memiliki NAB/UP Rp9.556,28. Dalam lima tahun terakhir, reksadana campuran ini telah memberikan return 46,37 persen.
Menurut fund fact sheet Februari 2019, reksadana ini memiliki 5 aset terbesar dalam portofolionya, yakni Obligasi Korporasi, saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), saham TLKM, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan saham PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP).
Reksadana ini bisa dibeli di Bareksa dengan modal awal Rp100.000 saja.
Reksadana yang dikelola oleh PT Schroder Investment Management Indonesia ini memiliki NAB/UP sebesar Rp3.790,41 per 25 April 2019. Dalam lima tahun terakhir, reksadana ini sudah membukukan imbal hasil 40,59 persen.
Menurut fund fact sheet Maret 2019, reksadana ini memiliki 5 aset terbesar dalam portofolionya, yakni Obligasi Adira Tahap III, deposito berjangka Bank Permata, Obligasi Oto Multiartha I 2020, Obligasi SAN Finance 2020, dan Sukuk XL Axiata Seri B.
Reksadana ini bisa dibeli di Bareksa dengan modal awal Rp100.000 saja.
Perlu diingat, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Adapun reksadana campuran memiliki aset obligasi dan saham yang nilainya berfluktuasi dalam jangka pendek. Oleh sebab itu, reksadana jenis ini disarankan bagi investor yang berprofil risiko moderat hingga tinggi, dan sebaiknya untuk jangka waktu menengah hingga panjang.
Untuk kenyamanan berinvestasi, kenali dulu profil risiko sebelum memutuskan membeli reksadana.
* * *
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.