Bareksa.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, dana kelolaan (asset under management/AUM) industri reksadana hingga Maret 2019 mencapai Rp 515,08 triliun atau meningkat dibandingkan dana kelolaan pada posisi Maret 2018 yang mencapai Rp468,83 triliun.
Dana kelolaan tersebut berasal dari 2081 produk reksadana yang berasal dari kurang lebih 91 perusahaan manajer investasi. Dari produk-produk tersebut, ada 10 produk reksadana yang merupakan produk dengan dana kelolaan tertinggi.
10 produk reksadana tersebut membukukan dana kelolaan Rp68,78 triliun atau mencapai 13,35 persen dari total dana kelolaan industri reksadana pada Maret 2019.
Sumber : OJK
10 produk reksadana yang membukukan AUM tertinggi tersebut adalah :
1. Schroder Dana Prestasi Plus
Schroder Dana Prestasi Plus adalah produk reksadana saham dari PT. Schroder Investment Management Indonesia. Pada Maret 2019, Schroder Dana Prestasi Plus membukukan dana kelolaan tertinggi, yakni Rp16,24 triliun.
Sama seperti Maret 2018, Schroder Dana Prestasi Plus juga menduduki posisi puncak, namun dana kelolaannya pada posisi tersebut jauh lebih tinggi, yakni Rp17,78 triliun.
Schroder Dana Prestasi Plus memiliki alokasi aset sekitar 94,18 persen di saham dan 5,82 persen di pasar uang.
Pada Maret 2019, Schroder Dana Prestasi Plus menggenggam saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP).
Sumber : Bareksa
2. Danamas Stabil
Danamas Stabil dari PT Sinarmas Asset Management menduduki posisi kedua pada top 10 reksadana tertinggi pada Maret 2019. Reksadana pendapatan tetap ini berhasil membukukan dana kelolaan Rp7,79 triliun pada Maret 2019.
Sebelumnya, pada Maret 2018, Danamas Stabil hanya menduduki posisi ketiga dengan perolehan AUM Rp6,4 triliun. Reksadana ini diluncurkan pada 28 Februari 2005 dan memiliki portofolio aset 94,14 persen di obligasi dan 5,86 persen di pasar uang.
Pada Maret 2019, Danamas Stabil menggenggam investasi di obligasi PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), Obligasi Pemerintah, PLN dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
Sumber : Bareksa
3. Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS
Reksadana saham syariah dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS berhasil menduduki posisi ketiga pada top 10 reksadana tertinggi pada Maret 2019.
Reksadana ini membukukan AUM Rp6,25 triliun pada Maret 2019, meningkat tajam dari perolehan pada Maret 2018 yang sebesar Rp416,9 miliar.
Pada saat itu, Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS belum termasuk 10 produk reksadana dengan AUM tertinggi.
Reksadana ini diluncurkan sejak 15 Februari 2016 dan memiliki portofolio 94,26 persen di saham dan 5,74 persen di pasar uang.
Pada Maret 2019, Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS memiliki portofolio di saham Alibaba Group Holding, BHP Group Ltd, Coway Co Ltd, Samsung Electronics Co Ltd dan Taiwan Semiconductor Manufac.
Sumber : Bareksa
4. Eastspring IDR Fixed Income Fund
Eastspring IDR Fixed Income Fund merupakan reksadana pendapatan tetap dari PT Eastspring Investments Indonesia.
Pada Maret 2019, reksadana ini membukukan dana kelolaan Rp6,24 triliun dan berhasil membuat reksadana ini menduduki posisi keempat di antara 10 produk reksadana dengan AUM tertinggi.
Sebelumnya, pada Maret 2018, Eastspring IDR Fixed Income Fund menduduki posisi kelima dengan dana kelolaan Rp6,06 triliun.
Reksadana ini diluncurkan pada 16 Maret 2015 dan memiliki portofolio investasi 91,86 persen di obligasi dan 8,14 persen di pasar uang.
Sumber : Bareksa
5. Mandiri Investa Pasar Uang
Reksadana pasar uang dari PT Mandiri Manajemen Investasi ini berhasil menduduki posisi kelima di antara 10 produk reksadana dengan AUM tertinggi pada Maret 2019.
Mandiri Investa Pasar Uang berhasil mencetak dana kelolaan Rp6,2 triliun pada Maret 2019, menurun dibandingkan Maret 2018 yang mencapai Rp10,39 triliun.
Bahkan pada Maret 2018, Mandiri Investa Pasar Uang berhasil menduduki posisi kedua di antara top 10 reksadana dengan AUM tertinggi.
Reksadana ini diluncurkan pada 24 September 2004 dan memiliki portofolio investasi 53,03 persen di obligasi dan 46,97 persen di obligasi.
Pada Maret 2019, Mandiri Investa Pasar Uang menggenggam investasi di Bank DKI, Bank Sulselbar, Indosat, Sarana Multigriya Finance dan WOM Finance.
Sumber : Bareksa
6. Ashmore Dana Ekuitas Nusantara
Reksadana saham dari PT Ashmore Asset Manajemen Indonesia ini berhasil membukukan AUM Rp6,1 triliun dan berhasil menduduki posisi keenam pada Maret 2019.
Sebelumnya, pada Maret 2018, Ashmore Dana Ekuitas Nusantara berhasil menduduki posisi keempat dengan dana kelolaan yang lebih besar, yakni Rp6,38 triliun.
Sumber : Bareksa
7. Mandiri Saham Atraktif
Reksadana saham dari PT Mandiri Manajemen Investasi ini berhasil membukukan AUM Rp5,12 triliun pada Maret 2019.
Posisi Mandiri Saham Atraktif bergeser dari Maret 2018 yang berada pada posisi keenam dengan perolehan AUM yang lebih besar Rp5,55 triliun.
Sumber : Bareksa
8. Syailendra Capital Protected Fund USD 3
Reksadana terproteksi dari PT Syailendra Capital, Syailendra Capital Protected Fund USD3 berhasil membukukan AUM Rp5,06 triliun pada Maret 2019.
Sebelumnya, produk ini hanya membukukan AUM Rp360,4 miliar dan menduduki posisi 1.537 di antara produk reksadana lainnya.
Sumber : Bareksa
9. Bahana Dana Likuid
Reksadana pasar uang dari PT Bahana TCW Investment Management, Bahana Dana Likuid berhasil menduduki posisi ke-9 di antara 10 produk reksadana dengan AUM tertinggi.
Pada Maret 2019, reksadana ini membukukan AUM Rp4,92 triliun, menurun dibandingkan Maret 2018 yang mencapai Rp5,2 triliun dan berhasil menduduki posisi ke-7.
Sumber : Bareksa
10. Batavia Dana Saham
Reksadana saham dari PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen ini berhasil membukukan AUM Rp4,81 triliun. Nilai ini meningkat dibandingkan Maret 2018 yang baru membukukan Rp2,14 triliun dan berada di posisi ke-28.
Sumber : Bareksa
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.