Bareksa.com - Pasangan Teja Amanda Putra dan Chintania Rosaline baru saja menggelar pesta pernikahannya di Aula Universitas Negeri Padang (UNP) pada 9 Maret 2019.
Tidak seperti pernikahan biasanya yang menggunakan mahar berupa uang, emas atau seperangkat alat solat, pasangan muda ini menggunakan 9 produk reksadana dari 9 perusahaan aset manajemen berbeda dan satu set kalung berlian sebagai mahar.
Teja menggunakan mahar yang cukup unik ini bukan tanpa sebab. Maklumlah, Teja merupakan supervisor analyst di Bursa Efek Indonesia yang sudah sejak 2011 menggeluti dunia pasar modal.
Bahkan, saking gandrungnya dengan industri ini, Teja sempat menjadi juara kedua pada GNAM World Investment Challenge yang digelar oleh Yale School of Management, kompetisi investasi global yang membawanya mengunjungi Wall Street di Amerika Serikat.
Ditambah pula, Chintania yang akrab disapa Intan juga bekerja di industri yang sama, namun beda institusi, yakni di The Indonesian Capital Market Institute. Di lembaga ini, Intan bekerja sebagai staf bidang finance dan accounting.
“Saya dan istri memang bekerja di industri pasar modal,” ujar dia kepada Bareksa akhir pekan lalu.
Namun bukan hanya itu alasannya. Teja mengaku ingin menyebarkan semangat Yuk Nabung Saham dan semangat investasi kepada semua kalangan.
Alasan lainnya tentu saja untuk berinvestasi, karena pasar modal Indonesia merupakan pasar yang memberikan keuntungan terbaik jika dibandingkan pasar modal lain di dunia.
Berbekal dengan semangat itu, reksadana yang dipilih oleh Teja adalah reksadana saham. Sebab Teja berinvestasi di reksadana untuk jangka panjang untuk kepentingan anak-anaknya kelak.
“Kami menganggap pernikahan merupakan investasi untuk masa depan. Nah mahar pun kami anggap sebagai investasi jangka panjang,” kata dia.
Dikarenakan akan digunakan sebagai investasi jangka panjang, Teja tidak akan mencairkan reksadana tersebut dalam waktu dekat. Bahkan, dia akan menambah terus investasinya demi kepentingan masa depannya.
Teja Amanda Putra saat memberikan mahar kepada Chintania Rosaline berupa 9 produk reksadana dari 9 perusahaan aset manajemen yang berbeda di Padang, 9 Maret 2019. (dok Teja Amanda)
Bagi kawula muda dan pasangan yang ingin menikah, mungkin bisa meniru konsep "Investing for Wedding" pasangan-pasangan ini yang menikah dengan mahar saham dan reksadana. Sebab saat ini pasar modal tidak lagi hanya dikenal sebagai sarana jual beli saham, tapi dengan makna yang lebih dalam, yaitu dengan pasar modal, masyarakat bisa memiliki perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia serta berinvestasi untuk generasi berikutnya.
Apa yang mendorong Teja dan Chintania menggunakan reksadana sebagai mahar pernikahan mereka? Berikut kutipan wawancara Bareksa dengan Teja Amanda melalui layanan pesan singjkat akhir pekan lalu dan Senin, 11 Maret 2019 :
- Apa motivasi bapak dan istri menggunakan mahar reksadana?
Saya memang pegiat pasar modal sejak tahun 2010. Saya anggota organisasi kampus di Pojok Bursa Efek Indonesia, Universitas Andalas Padang yang memang perpanjangan tangan BEI di kampus. Saya dan istri memang bekerja di industri pasar modal. Dulu saya bercita-cita menikah dengan mahar dari produk pasar modal yang unik dan out of the box.
Kami berdua ingin memviralkan semangat Yuk Nabung Saham dan berinvestasi ke semua kalangan lewat pernikahan kami. Kami ingin pernikahan kami menjadi contoh yang baik untuk pasangan-pasangan lainnya. Selain itu juga pastinya untuk berinvestasi karena pasar modal indonesia merupakan pasar terbaik memberikan keuntungan jika dibandingkan pasar modal lain di dunia.
- Jika tujuannya untuk berinvestasi, kenapa tidak menggunakan saham, surat berharga negara atau emas sebagai mahar?
Awalnya kami ingin saham namun saya dilarang beli saham oleh kantor saya. Akhirnya diputuskan beli reksadana saja (tanpa saham) dan istri memilih sendiri apa yg dia mau. Sehingga saya dan istri sepakat maharnya satu set kalung berlian dan 9 produk reksadana karena angka 9 merupakan lucky number kami. Saya lahir pada 9 Desember 1990, Intan pada 9 Juli 1992 dan kami mennikah pada tanggal 9 Maret 2019.
Kenapa tidak emas? Karena emas bukan produk investasi, emas itu lebih bersifat barang hedging untuk meminimalisir efek dolar AS. SBN kami juga mau, jadi kami putuskan beli reksadana saja karena dari 9 reksadana terdapat satu atau dua produk yg berisi instrumen pendapatan tetap.
- Siapa yang memilih reksadana tersebut dan untuk jenis apa?
Semua reksadana tersebut, dipilih istri dan ternyata mayoritas berisi equity atau saham.
- Kenapa istri bersedia diberikan mahar reksadana dan bukan rumah mewah misalnya?
Istri tidak meminta rumah karena istri mengatakan sesuai hadits : "Sebaik-baiknya wanita adalah yang mudah dan murah maharnya". Karena dia senang trading saham dan terbiasa jual beli di aplikasi salah satu sekuritas makanya diambil keputusan reksadana saja.
- Bagaimana tanggapan keluarga besar istri terkait mahar reksadana yang bapak berikan?
Keluarga besar kami banyak bertanya karena tidak mengerti apa itu reksadana. Karena itu kami senang karena dengan mahar tersebut, kami dapat mengedukasi banyak orang minimal keluarga besar kami dahulu. Karena memang kami berdua orang pasar modal ya buat keluarga kami tidak ada masalah sama sekali.
- Apakah reksadana tersebut tidak akan dijual dalam jangka panjang?
Insya Allah tidak akan kami jual kecuali ada keadaan force majeure dan mudah-mudahan kami dapat melakukan top up berkala.
- Bisa diceritakan bagaimana bapak memenangi kompetisi lomba tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Yale School of Management, AS?
Jadi saya mengambil kuliah S2 Magister Manajemen kekhususan pasar modal di Universitas Indonesia pada tahun 2016-2018. Pada semester 3 ada lomba GNAM World Investment Competition yang diselenggarakan oleh Yale. Banyak sekali universitas dari banyak negara di dunia yang ikut dalam kompetisi tersebut. Kompetisi dimulai pada 30 Oktober 2017 dan berakhir pada 30 April 2018 atau selama 6 bulan. Dan tim kami berhasil menjadi runner up kompetisi dengan keuntungan 21,66 persen vs IHSG.
Kemudian pada Juni 2018, tim kami diundang untuk datang ke Amerika. Sebanyak 4 dari 5 anggota tim berangkat ke Amerika, karena 1 orang berhalangan karena istrinya baru saja melahirkan. Saat itu setiap tim harus punya financial advisory yakni dosen dari kampus yang mengikuti kompetisi. Tim kami financial advisorynya adalah Bu Rofikoh Rokhim yang sekarang menjabat Komisaris PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Lebih jauh lagi sebenarnya, karena saya memang menggeluti pasar modal sejak 2010.
Grup kami Bhinneka investment Group (BIG) beranggotakan 5 orang dari daerah yang berbeda-beda, yakni Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Jadi semangat BIG, Dengan keberagaman kami insya Allah dapat menghasilkan gain yang besar (BIG). Kelima anggota tim merupakan rekan satu kelas di MM UI Pasar Modal.
- Karena pernikahan bapak menggunakan mahar reksadana, apa rencana yang bapak lakukan ke depannya?
Pastinya kami akan mengajarkan anak-anak kami dan keluarga mengenai pentingnya investasi. Sebagai informasi istri saya lebih jago melakukan trading dibandingkan saya lho. Dia pernah potential gain 13 persen di saham bluechip dalam waktu seminggu. Padahal saya saja seumur hidup untuk cuan 2-3 persen saham bluechip selama seminggu susahnya minta ampun.
Ya kalau untuk angan-angan, nanti kalau anak saya ulang tahun, hadiahnya bisa berupa produk pasar modal, seperti reksadana, SBN, ETF, DIRE dan lainnya.
- Apa saran atau masukan bagi masyarakat utamanya bagi para jomblo atau bagi yang sudah memiliki pendamping dan bersiap menggelar pernikahan yang ingin meniru langkah bapak?
Pesan untuk jomblo dan milenials, first thing biaya nikah itu mahal lho, apa yang akan kamu persiapkan untuk calon pasangan dan anak ke depan. Jika ada duit sebaiknya disimpan jangan ikuti tren gaya hidup kekinian (ada HP jenis baru upgrade, ada style terbaru upgrade). Nongkrong nggak jelas, menghamburkan uang untuk hal yang sifatnya percuma. Di sisi lain memang, nongkrong itu perlu untuk relasi dan koneksi tapi kalau lebih banyak unfaedahnya ya sebaiknya dikurangi.
Sebaiknya pikirkan masa depan, dan juga jangan lupa jika ingin save dana sebaiknya di instrumen investasi (jangan investasi bodong). Cari yang terdaftar di OJK, sebaiknya cari yang memberikan keuntungan yang masuk akal. Atau beli saja saham. Selain berinvestasi, kita juga memiliki perusahaan tersebut dan berhak datang ke RUPS sebagai owner. Jangan cuma beli produknya, beli juga sahamnya.
***
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Untuk mempelajari lebih lanjut soal menabung di reksadana, baca ini : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.