Bareksa.com - Seorang fresh graduate yang baru mendapat pekerjaan atau newjobber seringkali merasa kesulitan mengatur penghasilan yang mereka peroleh. Antusiasme setelah mendapat penghasilan pertama dalam hidup mereka kadang membuat mereka melupakan hal yang namanya investasi.
Seringkali penghasilan yang diperoleh kadang tidak mencukupi kebutuhan mereka karena harus mentraktir teman-teman atau keluarga yang ikut merasakan kebahagiaan atas pekerjaan tersebut. Belum lagi dorongan untuk membeli barang-barang yang sebelumnya tidak bisa dibeli karena uang yang diperoleh masih dari orang tua.
Jangankan penghasilan yang diperoleh bisa diinvestasikan, untuk kebutuhan konsumsi saja terkadang sulit.
Perencana Keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto menjelaskan agar bisa berinvestasi, para newjobber (pekerja pemula) ini harus terlebih dahulu memiliki kebutuhan akan investasi itu sendiri.
Hal termudah yang mereka bisa lakukan adalah dengan menjadikan investasi sebagai biaya yang harus dikeluarkan. Eko juga menyarankan agar para newjobber bisa menyisihkan biaya investasi tadi sebelum berkonsumsi dan terakhir disipin dalam berinvestasi.
Terlepas dari hal itu semua, para newjobber dan bahkan para pekerja yang sudah berpengalaman harus bisa membuat anggaran setelah mendapat gajian. Ada beberapa pos anggaran yang menjadi kebutuhan dalam sebulan;
1. Pengeluaran untuk pembayaran utang
Untuk pengeluaran utang ini, menurut praktik pengelolaan keuangan secara umum, sebaiknya tidak boleh melebihi 30 persen dari gaji. Jika lebih dari 30 persen maka bisa-bisa akan terjadi kekurangan pada pos-pos lainnya yang tidak kalah penting dan akan menyebabkan kita akan terus mempunyai utang untuk menutupi kekurangan yang terjadi setiap bulan.
Porsi untuk pengeluaran utang ini tidak boleh melebihi 30 persen dari gaji yang kita terima. Dan sebaiknya porsi utang ini digunakan untuk investasi misalnya saja untuk membayar cicilan rumah atau hal yang sifatnya produktif lainnya. Sehingga utang yang rutin kita bayarkan memberikan hasil yang bermanfaat secara jangka panjang.
2. Pengeluaran bulanan
Pengeluaran bulanan ini meliputi biaya membayar kos atau kontrakan, biaya makan dan transportasi, biaya anak sekolah, asuransi, sosial (zakat/sedekah), uang kepada orang tua, pembayaran listrik dan air serta pengeluaran rutin lainnya yang harus dikeluarkan tiap bulan.
Bagi yang sudah berkeluarga porsi untuk pengeluaran ini bisa mencapai 40 persen dari gaji. Sedangkan bagi yang belum menikah, pengeluaran bulanan bisa hanya 20 persen dari gaji. Hal itu dikarenakan bagi yang masih lajang belum memiliki tanggungan yang terlalu banyak seperti orang yang sudah berkeluarga.
3. Pengeluaran pribadi
Pos pengeluaran pribadi ini bisa meliputi biaya pemakaian pulsa telepon bulanan, belanja (shopping), hangout bersama teman, pergi nonton ke bioskop ataupun pergi ke tempat-tempat kuliner dan wisata atau bahkan digunakan untuk membeli buku atau workshop/seminar guna memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan.
Bagi yang sudah berkeluarga porsi untuk pengeluaran pribadi bisa lebih kecil yaitu sekitar 20 persen dari total gaji. Sementara bagi yang masih single, porsi ini bisa lebih besar yaitu sekitar 40 persen dari total gaji karena biasanya kalangan yang single ini tingkat konsumsi dan bersenang-senangnya masih cukup tinggi.
Terakhir dan yang paling penting dari pengeluaran bulanan ini adalah pos untuk investasi atau menabung. Menurut Eko, sebaiknya minimal 10 persen dari penghasilan bisa dikeluarkan untuk berinvestasi. Namun apabila bisa mengalokasikan lebih banyak dana investasi maka akan sangat meringankan saat dewasa atau berkeluarga nanti.
Investasi Reksadana
Dalam berinvestasi banyak instrumen yang bisa digunakan oleh para newjobber ini, salah satunya reksadana. Menurut Eko, reksadana menjadi pilihan yang cocok karena beberapa alasan, yakni murah, bisa dimulai dengan dana yang relatif rendah. Kemudian, aman karena risiko relatif rendah dan mudah karena bisa dilakukan di mana saja, yakni melalui bank, fintech ataupun manajer investasi itu sendiri.
Berinvestasi di reksadana juga lengkap karena memiliki produk mulai dari risiko paling rendah sampai paling tinggi. Selain itu, likuiditas yang tinggi karena mudah dicairkan dan ada manajer investasi sebagai pihak yang wajib membeli kembali reksadana tadi.
Lalu, bagaimana hasilnya apabila seorang newjobber yang memiliki rata-rata penghasilan di atas Rp4 juta per bulan ini bisa menyisihkan minimal 10 persen dari penghasilannya untuk berinvestasi di reksadana?
Tersedia produk reksadana jenis pasar uang yang sangat cocok untuk kebutuhan pemula. Reksadana pasar uang adalah produk keuangan yang dikelola oleh manajer investasi dan berbentuk investasi kolektif yang terdiri dari kumpulan aset pasar uang (portofolio) seperti deposito dan obligasi yang memiliki jatuh tempo kurang dari setahun. Seperti diketahui, kedua aset portofolio jenis reksadana ini minim risiko fluktuasi di pasar keuangan.
Kendati demikian, return yang dihasilkan jenis reksa dana ini mampu mengalahkan bunga tabungan dan tidak dikenakan pajak atas hasil investasinya.
Apabila secara rutin para newjobber mulai menyimpan uang Rp400 ribu per bulan di reksadana pasar uang, misalnya melalui produk Bahana Dana Likuid milik PT.Bahana TCW Investment, maka dalam 3 tahun, dana investasi akan menjadi Rp15,84 juta dengan return 9,28 persen. Nilai ini lebih tinggi apabila menabung di bank dengan bunga 2 persen per tahun.
Selain itu imbal hasil investasi di reksadana juga tidak kena pajak, adapun bunga tabungan atau deposito terkena pajak 20 persen.
Simulasi Reksadana
Sumber : Bareksa
Dari hasil simulasi tersebut, mengandaikan kita telah menabung di reksadana pasar uang Bahana Dana Likuid sejak 3 tahun lalu. Dalam 3 tahun uang pokok investasi yang terkumpul senilai Rp14.500.000 dengan imbal hasil Rp1,34 juta, sehingga total dana yang terkumpul Rp15,84 juta.
Dengan dana tersebut, seorang karyawan pemula dengan gaji sedikit di atas UMR DKI Jakarta tersebut bisa mengumpulkan dana untuk investasi. Hasil dananya bisa digunakan untuk tambahan dana membeli sepeda motor guna menunjang transportasi, tambahan uang muka rumah, hingga tambahan modal usaha kecil-kecilan. Atau jika kita memang ingin mencoba produk investasi dan berani mengambil risiko, bisa tabung di reksadana campuran atau saham.
Perlu diketahui, seorang investor pemula disarankan untuk berinvestasi di reksadana pasar uang. Jenis reksadana ini cocok untuk masa investasi sekitar 1 tahun dan minim risiko fluktuasi. Namun untuk periode 1-3 tahun disarankan reksadana pendapatan tetap, periode 3-5 tahun reksadana campuran, serta jangka investasi di atas 5 tahun disarankan reksadana saham.
Selalu pahami profil risiko investasi kita, target investasi, serta kebutuhan dan kemampuan investasi kita sebelum memutuskan untuk memilih produk investasi. Selain itu, selalu baca prospektus, fund fact sheet, serta track record manajer investasi dan produk investasi yang akan kita pilih, sehingga kita benar-benar memahami investasi kita.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.